“Ini seperti kunci dan kunci, dan jika (virus) memiliki taktik yang cukup yang cocok dengan kunci, itu akan cocok. Untuk demam berdarah dan coronavirus, mereka memiliki taktik umum yang cukup sehingga Anda bisa mendapatkan hasil positif palsu,” lanjut dia.
Berdasarkan konfirmasi yang dilakukan SCMP, WHO menekankan bahwasanya demam berdarah dan Covid-19 adalah dua virus yang sama sekali berbeda.
Demam berdarah disebabkan oleh virus jenis flavirus sementara Covid-19 disebabkan virus dari keluarga coronavirus.
"Sementara gejala awal kedua penyakit bisa serupa, kita dapat membedakan antara keduanya ketika penyakit ini berkembang," kata WHO.
Menurut WHO keputusan untuk melakukan kedua tes sekaligus berada di tangan dokter dan didasarkan pada presentasi klinis maupun informasi pasien termasuk hubungan mereka dengan epidemiologis.
Asia Tenggara sendiri selama seminggu terakhir telah melaporkan adanya kasus positif virus corona.
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui soal Virus Corona, Apa Saja?
Dan beberapa negara di wilayah Asia Tenggara juga bergulat dengan wabah demam berdarah.
Menurut perkiraan WHO ada sekitar 390 juta orang terinfeksi demam berdarah di seluruh dunia setiap tahun.
"Meskipun ada risiko infeksi di 129 negara, 70 persen dari beban aktual ada di Asia," ujar WHO sebagaimana tercantum dalam web-nya.
Badan Lingkungan Nasional Singapura mencatat bahwa negara tersebut telah mencatat adanya 1.723 kasus demam berdarah dalam lima minggu pertama di tahun 2020.
Jumlah tersebut naik 63 persen dari periode tahun lalu.
Menurut Lim, prevalensi infeksi demam berdarah dan ketersediaan alat tes membuat penyakit ini lebih mudah dilakukan deteksi dibandingkan covid 19.
Adanya kekurangan alat tes, menurutnya hal tersebut bisa meningkatkan risiko pasien salah didiagnosis sebagai demam berdarah.
Baca juga: Berikut Perkembangan Terkini Kasus Virus Corona di 16 Negara Timur Tengah
Laporan Lancet menekankan mengenai pentingnya alat uji bagi virus corona yang terjangkau dan tersedia di seluruh Asia.
“Kami menekankan kebutuhan mendesak untuk tes diagnostik yang cepat, sensitif, dan dapat diakses untuk (Covid-19), yang harus sangat akurat untuk melindungi kesehatan masyarakat,” ujarnya.