Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Alat Tes Virus Corona dari Singapura dan Jepang

Kompas.com - 09/03/2020, 07:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber CNA,NHK

 

KOMPAS.com - Virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China dan saat ini sudah menyebar ke ratusan negara lainnya hingga lintas benua.

Bahkan, di sejumlah negara kasus infeksi ini justru menyebar dengan cepat dan luas. Misalnya saja di Iran, Korea Selatan, dan Italia.

Di saat angka temuan kasus infeksi baru di China menurun, di 3 negara ini justru jumlah kasus semakin meningkat dari hari ke harinya. 

Berbagai upaya pun dilakukan untuk bisa menghentikan persebaran virus yang hingga saat ini sudah menginfeksi lebih dari 100.000 orang ini.

Beberapa penelitian dan teknologi selalu diupayakan untuk bisa dengan cepat mendeteksi Covid-19 ini, misalnya seperti yang dilakukan oleh Singapura dan Jepang.

Singapura

Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan sejak Kamis (5/3/2020) pihaknya memiliki alat uji infeksi virus corona terbaru bernama HTX Covid-19 yang akan digunakan untuk memeriksa sampel yang telah dikumpulkan di pos pemeriksaan Singapura.

Alat yang merupakan hasil kerjasama antara Home Team Science & Technology Agency (HTX) dan Veredus Laboratories ini disebut dapat mengeluarkan hasil uji tes virus corona hanya dalam waktu 3 jam saja.

Tentu waktu yang dijanjikan ini lebih cepat daripada alat uji yang ada di rumah sakit saat ini. Alat baru ini juga tidak hanya bisa mendeteksi virus corona saja, namun juga mengetahui tingkat keparahannya.

Dikutip dari Channel News Asia (6/3/2020), HTX Covid-19 juga diklaim memiliki akurasi hingga 99 persen, sebagaimana tertulis di kertas keterangannya.

HTX menyatakan Health Sciences Authority (HSA) telah mengakui alat ini dan dapat digunakan secara langsung oleh laboratorium atau rumah sakit untuk mendiagnosis pasien secara medis. 

Tes 200 sampel per hari

Sampel yang terkumpul di titik uji Singapura baik jalur darat, laut, dan udara akan dibawa ke laboratorium HTX di Pasir Panjang Scanning Station.

Laboratorium ini bisa menangani 200 sampel setiap harinya, dengan keberadaan 20 ahli yang ditugaskan secara bergiliran.

Di tempat tersebut, terdapat 3 tahapan yang akan dilakukan untuk menguji sampel apakah benar mengandung virus corona atau tidak.

Pertama, ahli akan mengekstrak sampel ribonucleic acid (RNA). Kemudian RNA ini dikonversi menjadi deoxyribonucleic acid (DNA). Terakhir, adalah proses yang disebut sebagai reaksi berantai polymerase.

Proses ini memperkuat sinyal virus di dalam sampel sehingga lebih mudah terdeteksi.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com