Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Jepang Tolak Cek Warga yang Ingin Tes Virus Corona, Ini Alasannya...

Kompas.com - 29/02/2020, 09:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Saat mengunjungi rumah sakit di Tokyo, ia kembali ditolak. Hingga akhirnya ia menemui dokter di rumah sakit khusus infeksi.

Reaksi rumah sakit

Menyikapi banyaknya penolakan rumah sakit terhadap masyarakat yang ingin mengecek kesehatan, Pemerintah Metropolitan Tokyo menyebut institusi medis telah bereaksi secara berlebihan.

Reaksi itu terjadi karena takut risiko infeksi di rumah sakit.

"Sepertinya ada kebingungan di antara petugas medis, karena kata-kata yang disebutkan dalam kriteria yang bisa mendapatkan tes virus," kata salah seorang petugas.

Dokter dan kepala Lembaga Penelitian Tata Kelola Medis, Masahiro Kami, mengaku melihat banyak pasien yang curiga terinfeksi virus corona tidak bisa menjalani tes kesehatan, karena gejala yang ditunjukkan tidak begitu signifikan.

"Kriteria yang ada bahwa hanya orang-orang dengan gejala parah yang dapat dites itu tidak sesuai. Pemerintah gagal memahami perspektif masyarakat yang takut memiliki infeksi," kata Kami.

Merujuk keterangan Kementerian Kesehatan, tes hanya bisa dilakukan pada dua kelompok yang ditentukan.

Baca juga: Inggris dan Korsel Terapkan Sistem Drive-Thru Tes Virus Corona, Ini Penjelasannya..

Pertama, mereka yang memiliki kontak langsung dengan pasien positif corona. Kedua adalah mereka yang baru saja bepergian ke wilayah  terinfeksi di China dan menunjukan gejala demam setidaknya 37.5 derajat celcius.

Selain itu pasien tersebut bisa dicek apabila memiliki gejala menyerupai pneumonia yang membutuhkan perawatan.

Akan tetapi, keputusan akhir apakah tes akan dilakukan atau tidak akan diserahkan pada penilaian keseluruhan yang diambil oleh dokter yang menangani.

Gejala-gejala infeksi virus corona memang sulit untuk dibedakan dengan penyakit yang lain. Selain itu, disebutkan pula sebagian besar infeksi tidak akan berujung parah.

Otoritas kesehatan di Perfektur Chiba menyebut banyak orang yang terinfeksi virus ini bisa sembuh bahkan tanpa mereka sadari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com