Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rumah Sakit Jepang Tolak Cek Warga yang Ingin Tes Virus Corona, Ini Alasannya...

KOMPAS.com - Jepang memiliki jumlah kasus infeksi virus corona yang cukup banyak di luar China.

Hingga saat ini, total kasus infeksi corona di Negeri Matahari Terbit itu sudah mencapai angka 228 kasus, berdasarkan data yang disajikan oleh Johns Hopkins CSSE per hari ini, Sabtu (29/2/2020) pukul 08.03 pagi.

Banyaknya jumlah kasus yang ditemukan membuat masyarakat Jepang takut dirinya juga menjadi salah satu yang terinfeksi penyakit Covid-19 ini.

Oleh karena itu, mereka pun berbondong-bondong datang ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatannya.

Namun seperti dikutip dari Japan Times, sejumlah institusi kesehatan di Jepang menolak masyarakat yang datang untuk memeriksakan kondisinya yang khawatir terinfeksi corona.

Mereka dilempar dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain.

Membingungkan petugas medis

Ahli menyebut hal ini dikarenakan adanya ketentuan pengujian yang begitu ketat namun tidak jelas sehingga berujung membingungkan petugas medis.

Misalnya yang dialami seorang pekerja pemerintahan berusia 30 tahun yang tinggal di Tokyo.

Ia mengunjungi rumah sakit, karena mengalami demam hingga 39 derajat pada 17 Februari lalu. Namun, ketika ia menyebut baru saja mengunjungi Taiwan dia disarankan untuk pergi ke pusat konsultasi Covid-19.

Setelah sampai di tempat tersebut, disebutkan orang yang baru mengunjungi Taiwan tidak memenuhi syarat untuk dilakukan tes.

Ia pun kemudian ditolak oleh lebih dari 2 rumah sakit lain yang dikunjungi dengan alasan tidak adanya fasilitas yang memadai.

Akhirnya, ia menemui dokter di rumah sakit umum untuk melakukan rontgen paru-paru. Barulah hasilnya diketahui bahwa semuanya baik-baik saja.

Pengalaman lain dialami oleh seorang karyawan pabrik berusia 29 di Tokyo. Ia mendatangi pusat konsultasi virus corona setelah mengalami demam tinggi hingga 39 derajat pada 12 Februari lalu.

Ia juga merasa lesu dan mengalami diare. Ditambah lagi sebelumnya ia memiliki kontak dengan orang yang baru saja berkunjung ke Wuhan, China, pusat persebaran virus.

Namun, ia diminta untuk mengunjungi rumah sakit, karena dinilai tidak terlibat kontak intens dengan seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan tersebut.

Saat mengunjungi rumah sakit di Tokyo, ia kembali ditolak. Hingga akhirnya ia menemui dokter di rumah sakit khusus infeksi.

Reaksi rumah sakit

Menyikapi banyaknya penolakan rumah sakit terhadap masyarakat yang ingin mengecek kesehatan, Pemerintah Metropolitan Tokyo menyebut institusi medis telah bereaksi secara berlebihan.

Reaksi itu terjadi karena takut risiko infeksi di rumah sakit.

"Sepertinya ada kebingungan di antara petugas medis, karena kata-kata yang disebutkan dalam kriteria yang bisa mendapatkan tes virus," kata salah seorang petugas.

Dokter dan kepala Lembaga Penelitian Tata Kelola Medis, Masahiro Kami, mengaku melihat banyak pasien yang curiga terinfeksi virus corona tidak bisa menjalani tes kesehatan, karena gejala yang ditunjukkan tidak begitu signifikan.

"Kriteria yang ada bahwa hanya orang-orang dengan gejala parah yang dapat dites itu tidak sesuai. Pemerintah gagal memahami perspektif masyarakat yang takut memiliki infeksi," kata Kami.

Merujuk keterangan Kementerian Kesehatan, tes hanya bisa dilakukan pada dua kelompok yang ditentukan.

Pertama, mereka yang memiliki kontak langsung dengan pasien positif corona. Kedua adalah mereka yang baru saja bepergian ke wilayah  terinfeksi di China dan menunjukan gejala demam setidaknya 37.5 derajat celcius.

Selain itu pasien tersebut bisa dicek apabila memiliki gejala menyerupai pneumonia yang membutuhkan perawatan.

Akan tetapi, keputusan akhir apakah tes akan dilakukan atau tidak akan diserahkan pada penilaian keseluruhan yang diambil oleh dokter yang menangani.

Gejala-gejala infeksi virus corona memang sulit untuk dibedakan dengan penyakit yang lain. Selain itu, disebutkan pula sebagian besar infeksi tidak akan berujung parah.

Otoritas kesehatan di Perfektur Chiba menyebut banyak orang yang terinfeksi virus ini bisa sembuh bahkan tanpa mereka sadari.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/29/093200865/rumah-sakit-jepang-tolak-cek-warga-yang-ingin-tes-virus-corona-ini

Terkini Lainnya

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke