KOMPAS.com - Tiga ribu unta memenuhi jalanan ibukota Libya, Tripoli setelah pelabuhan tempat mereka tiba berada di bawah serangan.
Foto dan video ribuan unta itu pun banyak beredar di media sosial, seperti yang diunggah oleh akun @t_no5x pada Kamis (20/2/2020)
3000 ??? ?? ????? ?? ????? ??????? ?? ?????? ??? ??????? ? ?????? ??? ???? ????? ?????? .
— ???????? ???????? (@t_no5x) February 20, 2020
????? ???? ??? ?? ????? ? ?? ?????? ? ????? ?? ??????? ? ????? ??????? ? ??????? ? ????? ?????? ?????? ???? ???? ! pic.twitter.com/h4DjUQ5IP9
Surat kabar al-Marshad memberitakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (19/2/2020) setelah Pelabuhan Tripoli sempat dibombardir oleh bom.
Salah seorang pedagang setempat mengatakan, unta-unta itu meninggalkan pelabuhan dan menuju ke kota az-Zawiyah, 45 kilometer dari Tripoli.
Kemudian ribuan unta itu tiba di kota az-Zawiyah pada Kamis (22/2/2020) pagi.
Menurut pedagang tersebut, 125 unta telah dicuri oleh kelompok bersenjata setempat ketika rombongan unta itu melewati tentara itu di pinggiran Tripoli, Janzour.
Seorang wartawan Reuters melihat sekitar 20 penggembala unta mencambuk unta saat meninggalkan wilayah Tripoli.
Pasukan keamanan juga menutup jalan sementara untuk membiarkan ribuan unta itu melintas. eberapa di antara kawanan unta itu berusaha mencari makanan di sepanjang sisi jalan.
Baca juga: Wilayah Udara Libya Jadi Medan Perang Drone Tempur Terbesar di Dunia
Pedagang itu menyebut bahwa seorang rekannya di kota az-Zawiyah telah membeli ribuan unta itu setelah mendengar kabar Australia menjualnya dengan harga murah.
Namun, Departemen Pertanian Australia mengatakan bahwa negaranya tak mengekspor unta sejak 2007 silam.
Unta-unta itu biasanya dibawa ke kota az-Zawiyah dengan menggunakan truk. Karena serangan bom itu, tak ada truk yang tersedia di pelabuhan.
Pemilik unta pun memutuskan untuk menggiring mereka karena khawatir akan terjadi ledakan atau kebakaran.
Di sepanjang jalan, sejumlah warga mengolok-olok pemerintah dan menyebut bahwa unta-unta itu bisa digunakan sebagai transportasi pengganti akibat kelangkaan bahan bakar.
Pelabuhan Tripoli pada hari Selasa (18/2/2020) ditembaki oleh pasukan Haftar yang berusaha merebut Tripoli selama lebih dari 10 bulan.
Ibukota Libya telah menjadi medan pertempuran sejak Muammar Gaddafi digulingkan dalam pemberontakan yang didukung oleh NATO pada 2011 silam.
Konflik tersebut telah menyebabkan merosotnya perekonomian negara dan standar hidup, termasuki pemadaman listrik serta kekurangan bahan bakar.
Baca juga: 1 September 1969, Muammar Gaddafi Pimpin Kudeta Libya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.