Untuk merayakan kemenangan dari gelar kelas berat dunia, Clay pergi ke sebuah pesta privat di sebuah hotel di Miami.
Pesta ini dihadiri oleh temannya, Malcolm X, yang merupakan seorang pemimpin terkenal dari kelompok muslim Afrika-Amerika yang dikenal sebagai Nation of Islam.
Dua hari kemudian, Clay mengumumkan bahwa ia bergabung dengan kelompok tersebut. Pada tahun itu pula diketahui bahwa Clay merupakan keturunan budak Kentucky yang melarikan diri.
Ia menolak nama yang diberikan kepadanya sejak lahir oleh seorang pemilik budak dan mengambil nama muslim Muhammad Ali.
Muhammad Ali menjadi salah satu tokoh olahraga paling besar pada abad ke-20 dengan pengaruh sosial serta politik dan kecakapan dalam olahraga yang dipilihnya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Terbunuhnya Malcolm X, Tokoh Nasionalis Afro-Amerika
Setelah berhasil mempertahankan gelarnya sebanyak sembilan kali, gelar tersebut dicopot pada tahun 1967 setelah ia menolak masuk ke Angkatan Darat AS.
Pada tahun itu, ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena melanggar UU.
Namun, ia diizinkan untuk tetap bebas saat ia mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Popularitasnya anjlok, tetapi banyak orang di seluruh dunia memuji sikapnya yang berani menentang.
Pada tahun 1970, Ali diizinkan untuk kembali ke ring tinju. Pada tahun berikutnya, Mahkamah Agung AS membatalkan dakwaan.
Ali kembali mendapatkan gelar kelas berat pada 1974, saat ia melawan George Foreman di Zaire.
Ia berhasil mempertahankan gelar tersebut dalam kontes 15 putaran yang brutal melawan Joe Frazier di Filipina pada tahun berikutnya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Astronot AS John Glenn Jalankan Misi Terbangkan Friendship 7
Ali kehilangan gelar tersebut pada tahun 1978, saat ia dikalahkan oleh Leon Spinks. Akan tetapi, ia mengalahkan Spinks dalam pertandingan ulang yang digelar.
Status ini menjadikan Ali sebagai petinju pertama yang memenangkan gelar kelas berat tiga kali.
Ali pensiun pada tahun 1979, tetapi ia kembali ke ring sebanyak dua kali di awal 1980-an.
Kemudian, ia didiagnosis mengidap sindrom Parkinson pugilistik.
Sejak itu, ia mengalami penurunan fungsi motoriknya secara perlahan. Kemudian, Ali dimasukkan ke dalam Intenational Boxing Hall of Fame pada tahun 1990.
Pada tahun 1996, ia menyalakan api olimpiade pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas di Atlanta, Georgia.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Schroeder, Pasien Pertama Penerima Jantung Buatan Keluar RS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.