Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eror Saat Lakukan Sensus Penduduk Online? Simak Tips Berikut dari BPS

Kompas.com - 18/02/2020, 17:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sensus penduduk secara online yang diadakan pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020 sudah dimulai sejak dua hari yang lalu.

Akan tetapi, beberapa orang sempat mengeluhkan website untuk sensus online tersebut mengalami eror.

Kompas.com pada Senin (17/02/2020) sempat membuka situs tersebut sekitar pukul 20.00 WIB dan mendapatkan website tidak bisa diakses. Meski beberapa menit kemudian situs tersebut kembali bisa diakses.

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Nurma Widayanti mengimbau agar saat membuka situs online BPS untuk mengisi sensus memastikan bahwa koneksi internet sedang baik.

“Dari tim IT, pertama tergantung dari koneksi internet. Kalau internet bagus kadang-kadang browser tertentu agak lambat, suka eror,” ujarnya dihubungi Kompas.com (17/02/2020).

Baca juga: Mengenal Morning Surge, Kenapa Serangan Jantung Banyak Terjadi di Pagi Hari?

Ia mengimbau agar masyarakat membuka website menggunakan browser Chrome, Firefox, ataupun Safari.

“Disarankan menggunakan metode privat atau incognito kalau di chrome. Lebih lancar,” lanjutnya.

Ia menyampaikan, sejauh ini untuk persiapan sensus penduduk online yang pertama dilakukan BPS adalah menyediakan server yang layak dan dalam jumlah yang dianggap cukup.

Website untuk sensus online ini, disebutnya juga telah melalui beberapa tahapan pengujian sebelumnya.

Selain itu, Nurma juga menyampaikan pihak BSSN, BPS Australia dan akademisi juga sudah melakukan proses-proses yang menjamin keamanan data, dan kekuatan sistem untuk menerima akses yang banyak.

Baca juga: Penjelasan Serangan Jantung Mulai Banyak Menyerang Usia Muda

“Dari sisi keamanan, BSSN sudah melakukan evaluasi. Menurut BSSN apa yang kita lakukan sudah bagus dari sisi keamanan,” kata dia.

Lebih lanjut terkait dengan alasan BPS melakukan sensus secara online lantaran saat ini mobilitas masyrakat terhitung tinggi terutama di daerah perkotaan.

Selain itu, banyak masyarakat perkotaan yang bekerja hingga malam hari. Dia melanjutkan, petugas BPS juga sering ditolak oleh responden karena dicurigai.

Sehingga kehadiran Sensus online penduduk ini bisa lebih menyentuh masyarakat-masyarakat tersebut.

“Kita memanfaatkan kemajuan teknologi,” kata Nurma.

Tujuan sensus ini sendiri adalah untuk menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia menuju satu data kependudukan Indonesia (de facto dan de jure).

Baca juga: Serangan Jantung Bisa Terjadi Saat Tidur, Kenali 4 Gejalanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com