Dalam kasus-kasus itu tampaknya aman.
Baca juga: Rokok Tembakau Vs Vape, Mana yang Lebih Berbahaya?
Pasien biasanya mengalami batuk, nyeri dada, atau sesak napas sebelum kesehatannya memburuk hingga mereka harus dirawat di rumah sakit, menurut CDC.
Hal ini seperti dilansir dari The Washington Post.
Gejala lain yang dilaporkan termasuk mual, muntah, diare, kelelahan, demam, dan penurunan berat badan.
Banyak korban berakhir dengan sindrom gangguan pernapasan akut.
Yaitu suatu kondisi yang mengancam jiwa di mana cairan menumpuk di paru-paru dan mencegah oksigen mengalir dalam aliran darah.
Dilansir Kompas.com (20/9/2020), kadar nikotin pada vape jauh lebih tinggi daripada rokok konvensional.
Meski begitu, kadar nikotin vape lebih tinggi daripada rokok, yakni bisa 10 kali lipat.
Bahan berbahaya yang ada di rokok konvensional ada juga di vape, yakni Paraamino hidrokarbon, metal, dan masih banyak lagi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kepada seluruh negara di dunia untuk melarang anak-anak, ibu hamil, dan wanita usia produktif untuk mengisap rokok elektrik.
Baca juga: Remaja 15 Tahun Disebut Meninggal Dunia karena Vape, Kasus Kematian Termuda di AS
Infografik: Kandungan dan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.