Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona: 638 Orang Meninggal Dunia, China Akhirnya Izinkan AS Membantu

Kompas.com - 07/02/2020, 14:41 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona terus bertambah.

Data terakhir per hari ini, Jumat (7/2/2020), sebanyak 638 orang dilaporkan meninggal dunia. Sementara itu, kasus yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona sebanyak 31.480.

Hingga kini, tercatat 26 negara yang mengonfirmasi penyakit tersebut.

Selain di China, kasus kematian karena corona juga dilaporkan terjadi di Filipina.

Mengutip South China Morning Post, Jumat, Otoritas Kesehatan China menyebutkan, kematian akibat epidemi virus corona pada Kamis (6/2/2020) menyebabkan 73 orang meninggal.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 69 orang meninggal di Provinsi Hubei. Dengan demikian, total korban tewas di Hubei naik menjadi 618.

Baca juga: China Uji Coba Remdesivir untuk Atasi Virus Corona, Bagaimana Kerja Obat Ini?

China izinkan pakar kesehatan AS masuk

Melansir Straitstimes, China akhirnya mengizinkan pakar kesehatan Amerika Serikat masuk ke negara itu sebagai bagian dari upaya WHO membantu memerangi virus corona yang telah menyebar dengan cepat dan jumlah kasus terus meningkat.

Gedung Putih menyebutkan, China telah menerima tawaran pengerahan para ahli AS sebagai bagian dari misi WHO.

Para ahli ini akan datang untuk mempelajari dan membantu memerangi virus corona yang muncul di ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan.

Sikap tersebut berkebalikan dari sikap sebelumnya.

Pada Senin (3/2/2020), China sempat menuduh AS menyebarkan ketakutan dengan menarik warganya keluar dan membatasi perjalanan.

"Washington 'secara tak henti-hentinya memproduksi dan menyebarkan kepanikan'," demikian kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying kepada wartawan.

Baca juga: [POPULER TREN] Viral Kado Saham Mahasiswi UI | Virus Corona di Asia Tenggara

Pejabat China mengatakan, pihaknya menyayangkan sikap Amerika Serikat.

Pasalnya, saat mengumumkan status darurat kesehatan internasional, WHO meminta agar tak ada pembatasan perdagangan dan perjalanan. 

"Justru negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan kemampuan dan fasilitas pencegahan epidemi yang kuat yang telah memimpin dalam memaksakan pembatasan berlebihan yang bertentangan dengan rekomendasi WHO," kata dia.

Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernapasan Nasional Nancy Messonnier mengatakan, partisipasi AS akan bermanfaat karena Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

"Para ilmuwan yang sangat kuat yang memiliki banyak pengalaman teknis dalam penyakit yang sangat mirip," kata dia, seperti dikutip SCMP.

Baca juga: A-Z Informasi Dasar Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com