Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Uji Coba Remdesivir untuk Atasi Virus Corona, Bagaimana Kerja Obat Ini?

Kompas.com - 07/02/2020, 12:34 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah China mulai menguji coba obat remdesivir untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus corona.

Uji coba itu dilakukan setelah seorang pasien di AS membaik setelah diberi obat remdesivir tersebut.

Rencananya, 761 pasien yang terdiri atas 308 pasien dengan gejala ringan dan 453 pasien dengan kondisi serius akan terlibat dalam uji coba tersebut.

Bagaimana sebenarnya kinerja obat remdesivir tersebut?

Pemberitaan New York Times, Kamis (6/2/2020), menyebutkan, remdesivir merupakan produk obat yang dibuat oleh Gilead, perusahaan farmasi besar di Amerika Serikat.

Remdesivir merupakan 'nucleotide analogue produg' yang dikembangkan untuk menangani wabah Ebola.

Obat ini sebelumnya telah diujikan terhadap tikus dan kelelawar yang terinfeksi virus corona (termasuk SARS dan MERS).

Baca juga: Saat China Mulai Kembangkan Remdesivir, Obat Antivirus Corona...

Hasilnya, obat remdesivir yang dikombinasikan dengan senyawa NHC dapat melawan virus tersebut.

Direktur Penyakit Menular dan Profesor Pediatri di Vanderbilt University School of Medicine, mengatakan, remdesivir dan NHC tampaknya mampu menghalangi replikasi virus dengan mengganggu kemampuan mereka dalam melakakukan mutasi genetik.

Melansir SCMP, Minggu (2/2/2020), obat itu dinilai akan efektif jika diterapkan terhadap pasien virus corona sebagai terapi ganda untuk mencegah dan mengobati penyakit.

Uji coba juga pernah dilakukan terhadap pasien penderita Ebola, seperti dimuat dalam artikel berjudul "A Randomized, Contolled Trial of Ebola Virus Disease Therapiutitcs" yang terbit dalam The New England Journal of Medicine, 12 Desember 2019.

Artikel itu menyebutkan, uji coba dilakukan terhadap 681 pasien dengan kategori penyakit yang berbeda dari 20 November 2018 hingga 9 Agustus 2019 di Congo.

Ada empat obat yang digunakan, yaitu amtibodi monoklonal tiga ZMapp, antivirus remdesivir, antibodi MAB114 dan antibodi tiga REGN-EB3.

Titik akhir primer riset ini adalah kematian pada 28 hari.

Baca juga: Virus Corona Merebak, China Ajukan Paten Obat Guna Sembuhkan Pasien

Hasil uji coba tersebut menunjukkan, kelompok pasien yang diberikan obat MAB114 dan REGN-EB3 memiliki presentasi kematian yang lebih rendah dibandingkan ZMapp dan remdesivir.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com