Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Disebut Mengerikan, Bagaimana Proses Pembentukan Awan?

Kompas.com - 05/01/2020, 18:34 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video tentang fenomena awan yang disebut mengerikan dan menyerupai UFO yang terjadi di Gunung Sumbing, viral di media sosial pada Sabtu (4/1/2020).

Beredarnya video tersebut, tak lupa diabadikan oleh pengguna media sosial @andojunior_.

Pemilik akun yang bernama asli Armando tersebut mengungkapkan kejadian itu terjadi pada Jumat (3/1/2020) pukul 08.00 WIB.

Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Nanda Alfuadi menyebut, fenomena awan itu adalah jenis awan lenticularis.

Awan lenticularis tersebut umumnya terjadi pada siang hari di saat musim kemarau.

Selain itu, juga dipengaruhi oleh topografi gunung dan tegak lurus terhadap angin.

Baca juga: Viral Gunung Sumbing Disebut Mengerikan karena Tertutup Awan Bertingkat

Lantas, bagaimana proses terjadinya awan?

Sekumpulan Uap Air

Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Achmad Rifani mengatakan, secara fisis, awan adalah sekumpulan uap air yang mengalami kondensasi (pengembunan) pada suatu ketinggian di atmosfer.

"Proses pembentukan awan dimulai dari proses penguapan yang terjadi di permukaan bumi," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/1/2020).

Kemudian, bermacam-macam proses penguapan yang berasal dari laut, badan-badan air di darat, hingga penguapan oleh tumbuhan menjadi sumber uap air untuk menjadi awan.

Uap-uap air ini imbuhnya, begitu ringan hingga dapat bergerak naik ke atas.

Ia menambahkan, kecepatan gerak atau kemampuan uap air bergerak ditentukan oleh kondisi labilitas udara, semakin labil udara maka semakin mudah udara bergerak naik.

"Seperti yang kita ketahui bahwa semakin tinggi atau semakin jauh kita dari permukaan bumi, maka suhu udara akan semakin rendah (dingin), hal yang sama terjadi dengan uap air yang bergerak naik," jelasnya.

Lebih lanjut, semakin tinggi maka udara akan semakin dingin sampai akhirnya uap air mengalami pengembunan dan terbentuklah awan.

Banyak faktor yang menentukan kemampuan awan untuk bertumbuh hingga menjadi hujan.

Adapun beberapa di antaranya adalah kondisi labilitas udara, ketersediaan uap air di udara, dan kecepatan angin di bagian atas atmosfer.

"Ketika faktor-faktor tersebut terpenuhi maka sangat dimungkinkan awan untuk terbentuk dan kemudian terjadi hujan," tutupnya.

Baca juga: Ramai soal Ojek di Gunung Sindoro, Ini Faktanya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com