Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Ojek di Gunung Sindoro, Ini Faktanya...

Kompas.com - 21/09/2019, 19:15 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video menampilkan seorang pengendara motor tengah melintas di jalur pendakian dengan kecepatan yang cukup tinggi beredar di media sosial Instagram pada Jumat (20/9/2019).

Awalnya video tersebut diunggah oleh akun Pendaki Gunung Indonesia, @exploregunung_ yang berasal dari kiriman pendaki bernama Imam Andi Prasetyo.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Ojek Gunung Sindoro Gag ada obat ???? Video kiriman @imamandiii Lokasi : Trek antara BC ke post 1 #exploregunung_ #sindoro

Sebuah kiriman dibagikan oleh PENDAKI GUNUNG INDONESIA (@exploregunung_) pada 19 Sep 2019 jam 10:32 PDT

Disebutkan, pengendara motor tersebut adalah ojek yang melintas di jalur antara base camp menuju pos 1 di kawasan Gunung Sindoro.

Saat dikonfirmasi, Imam mengungkapkan bahwa benar adanya ojek di salah satu jalur pendakian Gunung Sindoro.

"Iya, saya sendiri yang merekam. Di sana memang ada ojek gunung. Itu saya rekam sekitar pertengahan bulan Juni 2019," ujar Imam saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/9/2019).

Imam mengatakan bahwa jasa ojek gunung itu biasanya menawari para pendaki yang ingin menyingkat waktu pendakian.

"Ya memang waktu tempuh juga lumayan kalau tidak naik ojek, sekitar kurang lebih 2 jam jalan kaki dari base camp sampai pos 1," kata dia.

Namun, saat merekam video tersebut, Imam tidak sempat menggunakan jasa ojek, ia tetap memilih berjalan kaki, alih-alih mengirit uang saku.

Adapun jasa ojek motor yang ditawarkan berkisar Rp 25.000 per orang sekali berangkat dari base camp Sindoro sampai pos 1.

Sementara, jika pendaki ingin menggunakan jasa ojek di perjalanan pulang-pergi, dikenai biaya jasa Rp 50.000.

"Dengan harga segitu, menurut saya tidak mahal sih, karena mungkin jarak dan treknya juga lumayan (jauh)," ujar Imam.

Dalam video, ia mengaku bahwa saat itu dirinya tengah melakukan pendakian melewati jalur Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Baca juga: Viral 2 Pria Unboxing Gas Elpiji 3 Kg dan Terbakar, Seperti Apa Kejadiannya?

Ojek via Sigedang

Saat dikonfirmasi terkait informasi tersebut, Ketua Base Camp Pendakian Gunung Sindoro via Sigedang, Imin membenarkan adanya ojek motor tersebut.

"Kalau ojek (ojek motor) memang ada, tapi sekarang di jalur Sigedang sudah beralih menggunakan pick up," ujarnya kepada Kompas.com (21/9/2019).

Keberadaan ojek motor di jalur Sigedang imbuhnya sudah ada sejak 3 tahun silam, atau sekitar 2016. Rutenya dari base camp menuju Pos II. Namun kini, sudah digantikan dengan pick up lantaran bisa memuat lebih banyak orang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Tren
Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Tren
3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan 'Vampire Facial'

3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan "Vampire Facial"

Tren
6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Tren
63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Tren
El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com