Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Disalahkan Saat Banjir, Bagaimana Ciliwung dari Masa ke Masa?

Kompas.com - 05/01/2020, 11:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sungai Ciliwung kerap menjadi pembahasan ketika terjadi banjir di Jakarta dan sekitarnya.

Memiliki panjang 120 kilometer, Sungai Ciliwung melintasi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Jakarta.

Eksistensi Sungai Ciliwung sendiri jauh telah ada sejak Indonesia belum merdeka.

Di awal abad 20, Ciliwung masih berupa sungai yang jernih tanpa sampah. Banyak warga yang memanfaatkan aliran sungai ini untuk kebutuhan sehari-hari dan berenang sesuka hati.

Orang dengan leluasa terjun dari atas jembatan menikmati segarnya aliran Sungai Ciliwung, seperti yang digambarkan oleh Mahbub Djunaidi dalam artikelnya "Asal-usul: Batavia" yang diterbitkan oleh Harian Kompas, 28 November 1993.

Hal yang tak banyak diketahui tentang Sungai Ciliwung adalah hampir semua situs prasejarah Jakarta ada di pinggirian Sungai Ciliwung.

Harian Kompas, 19 Juli 1977 memberitakan, banyaknya situs prasejarah ini menegaskan bahwa eksistensi Sungai Ciliwung sudah berabad-abad tahun yang lalu.

Penggalian tahun 1964, 1969, dan 1970 di daerah Buni dan sekitarnya berhasil menemukan benda-benda prasejarah, seperti gerabah dalam berbagai bentuk, beliung persegi, alat-alat dari logam dan besi, gelang dari batu pasir dan gelas, perhiasan dari emas, bandul jaring, manik-manik, dan tulang belulang manusia.

Baca juga: PNS Korban Banjir Bisa Ajukan Cuti, Bagaimana Mekanismenya?

Keranjang sampah

Kondisi Bantaran Kali Ciliwung di Jalan Kebon Pala Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timur Pasca Pembersihan Reklamasi, Senin (19/8/2019).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Kondisi Bantaran Kali Ciliwung di Jalan Kebon Pala Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timur Pasca Pembersihan Reklamasi, Senin (19/8/2019).

Sementara penggalian di Kelapadua menemukan kapak persegi, gerabah yang terdiri dari pecahan periuk, cawan dan pedupaan, batuh asahan, serpihan batu, gelang batu dan manik-manik.

Selain dua tempat itu, terdapat delapan tempat lain yang menyimpan situs prasejarah di sepanjang pinggiran Ciliwung.

Seiring berjalannya waktu, Sungai Ciliwung tak hanya berfungsi sebagai sumber kehidupan, tetapi juga keranjang sampah Jakarta.

Harian Kompas, 5 Juni 1979 memberitakan, sampah plastik mulai banyak memenuhi air sungai dan bergantungan di antara dahan-dahan pohon sepanjang Sungai Ciliwung.

Semua jenis plastik dan kaleng digunakan masyarakat sehari-hari bisa ditemukan di sungai ini.

Tak hanya itu, penggalian liar untuk mencari batu dan pasir juga mulai banyak ditemukan.

Baca juga: Disebut RK Mampu Kurangi Dampak Banjir Jakarta, Berikut Fakta soal Bendungan Ciawi dan Sukamahi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com