Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kasus Kekerasan di Sekolah Taruna Masih Terjadi?

Kompas.com - 29/12/2019, 15:39 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kejadian kekerasan di lingkungan sekolah taruna atau sekolah kedinasan kembali terjadi.

Dalam pekan ini, tersiar video yang menampilkan 4 orang taruna junior ditampar oleh seniornya secara bergantian di SMK Pelayaran Malahayati pada Minggu (22/12/2019).

Video itu viral dan menjadi perbincangan di media sosial. Setelah dikonfirmasi, dipastikan bahwa peristiwa itu memang terjadi pada November lalu.

Kejadian seperti ini tak hanya satu atau dua kali.

Kekerasan di lingkungan sekolah taruna juga pernah terjadi di Sekolah Taruna Indonesia (Palembang), SMA Taruna Rampung (Sumatera Selatan), dan beberapa kejadian lainnya.

Baca juga: Viral Aksi Penamparan Taruna di SMK Pelayaran Malahayati, Ini Penjelasan Disdik

Mengapa peristiwa seperti ini masih kerap terjadi?

Pengamat pendidikan sekaligus Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Drs Koentjoro MBSc PhD, mengungkapkan, peristiwa ini terjadi karena adanya unsur superioritas.

"Itu menyangkut superioritas. Ada dua, yakni masalah superirotas dan sudah seperti (tindakan) tradisi," ujar Koentjoro saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (29/12/2019).

Menurut dia, kekerasan dalam di sekolah taruna sudah terjadi dari tahun ke tahun, dan ketika dianggap menjadi "budaya" sulit untuk dibenahi.

Profesor Koentjoro menjelaskan, tindakan superioritas merupakan bentuk perilaku senior yang merasa "super" dan paling istimewa.

"Senior merasa super, merasa kelompoknya paling baik, paling istimewa," ujar Koentjoro.

Hadirnya rasa "super" ini bukan dari sisi pribadi saja, melainkan dalam lingkup kelompok-kelompok, terutama angkatan di dalam sekolah baik itu di sekolah sipil atau militer.

Junior harus patuh

Selain itu, tindakan superioritas ini dapat dikenali dengan ciri tidak dilakukan oleh senior seorang diri, melainkan banyak pelaku.

Untuk jumlah korban, Koentjoro menjelaskan, biasanya juga tidak seorang diri, korban juga ada beberapa.

Namun, jumlah korban biasanya lebih banyak daripada jumlah senior.

"Kalau banyak pelakunya, maka yang terjadi perilaku massa saling dorong-mendorong satu dengan lainnya dengan unsur perilaku-perilaku yang kasar atau keras," ujar Koentjoro.

Dari situ, timbul dampak lain, semacam perilaku "kalap" atau kebablasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini yang Terjadi Saat Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi

Ini yang Terjadi Saat Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi

Tren
Berkaca dari Turbulensi Singapore Airlines, Bolehkah Penderita Penyakit Jantung Naik Pesawat?

Berkaca dari Turbulensi Singapore Airlines, Bolehkah Penderita Penyakit Jantung Naik Pesawat?

Tren
Penyebab Pesawat Alami Turbulensi seperti Singapore Airlines

Penyebab Pesawat Alami Turbulensi seperti Singapore Airlines

Tren
Cerita Penumpang Singapore Airlines Saat Turbulensi, Tanpa Peringatan dan Penumpang Terlempar dari Kursi

Cerita Penumpang Singapore Airlines Saat Turbulensi, Tanpa Peringatan dan Penumpang Terlempar dari Kursi

Tren
Jadwal Lengkap Piala AFF 2024 dan Pembagian Grupnya

Jadwal Lengkap Piala AFF 2024 dan Pembagian Grupnya

Tren
Dapat Uang Sobek, Bisakah Ditukar Baru di Bank? Berikut Ini Syaratnya

Dapat Uang Sobek, Bisakah Ditukar Baru di Bank? Berikut Ini Syaratnya

Tren
Resmi, Ini Harga Elpiji dan Tarif Listrik yang Berlaku Juni 2024

Resmi, Ini Harga Elpiji dan Tarif Listrik yang Berlaku Juni 2024

Tren
Cara Mengatasi Masalah Sulit Buang Air Besar pada Kucing Peliharaan

Cara Mengatasi Masalah Sulit Buang Air Besar pada Kucing Peliharaan

Tren
Ada Pemutihan Pajak Kendaraan di Jawa Tengah 2024, Simak Syaratnya

Ada Pemutihan Pajak Kendaraan di Jawa Tengah 2024, Simak Syaratnya

Tren
Mengenal UKT dan Aturannya di Permendikbud Ristek Nomor 2 Tahun 2024

Mengenal UKT dan Aturannya di Permendikbud Ristek Nomor 2 Tahun 2024

Tren
Cara Bikin Akun SSCASN untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Bikin Akun SSCASN untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus 'Study Tour' SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Kronologi Kecelakaan Bus "Study Tour" SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Tren
6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

Tren
Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Tren
Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com