Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelakunya Tertangkap, Berikut Perjalanan Kasus Novel Baswedan sejak 2017

Kompas.com - 27/12/2019, 21:41 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan telah menemui titik terang.

Kamis (26/12/2019), aparat kepolisian telah menangkap dua pelaku penyiraman air keras kepada Novel di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Kedua pelaku, yakni RM dan RB diketahui merupakan anggota Polri aktif.

Perlu diketahui, kasus Novel ini sudah lebih dari 2,5 tahun mengendap. Meski telah dibentuk sejumlah tim untuk mengungkap kasusnya, namun tak juga membuahkan hasil.

Bahkan Polda Metro Jaya sempat merilis sketsa wajah dua orang yang diduga sebagai pelaku teror Novel pada 11 April 2017.

Lantas seperti apa perjalanan kasus Novel Baswedan?

Baca juga: Mengapa Kasus Novel Baswedan Selalu Jadi Perhatian Publik?

Disiram air keras

Pada 11 April 2017, Novel Baswedan disiram air keras (asam sulfat) oleh orang tidak dikenal setelah menunaikan shalat subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta utara.

Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel mengalami luka bakar.

Sementara dari pihak kepolisian, Kapolri mengumumkan telah menemukan saksi kunci terkait kasus penyiraman air keras terhadap Novel.

Bahkan, Novel sempat diserang kabar yang menuduh bahwa dirinya bersandiwara mengenai kesehatannya.

Sementara itu, pasca-operasi tahap satu, diketahui bahwa mata kiri Novel mengalami kerusakan yang lebih parah dibandingkan pada mata kanannya.

Hasil operasi menyebutkan bahwa mata kiri Novel tidak dapat melihat sama sekali. Sementara, mata kanan Novel terlihat masih ada kabut.

Diketahui, sebelum operasi dilakukan, kondisi mata Novel lebih baik karena itu diperkirakan keadaan tersebut bagian dari penyembuhan.

Baca juga: Kasus Novel Baswedan, Buku Merah, dan Beban Kapolri Baru

Sketsa wajah pelaku

Selanjutnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis sempat merilis sketsa dua wajah orang yang diduga menjadi pelaku penyiraman air keras di Gedung KPK, Jakarta pada Jumat (24/11/2017).

Dalam pertemuan itu, Idham menjelaskan bahwa hasil sketsa tersebut merupakan kerja dari tim Australian Federal Police (AFP) dan Pusat Inafis Mabes Polri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com