Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Polsuska Turunkan Paksa Diduga Anak Punk dengan Pistol

Kompas.com - 27/12/2019, 19:21 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberikan penjelasan mengenai video viral yang beredar di media sosial khususnya Facebook pada Selasa (24/12/2019).

Video yang dimaksud adalah rekaman yang memerlihatkan seorang anggota Polsuska menurunkan paksa penumpang kereta api dengan pistol.

Narasi pada unggahan yang beredar menyebutkan, Polsuska tersebut telah sembarangan ketika mengeluarkan pistol.

Benarkah peristiwa yang terjadi seperti narasi yang beredar? berikut klarifikasi yang dilakukan Kompas.com.

Narasi yang beredar

Salah satu akun yang mengunggah video menyertakan narasi bahwa peristiwa dalam video, Polsuska tersebut telah sembarangan ketika mengeluarkan pistol.

"Yang JELAS ITU KALAU PEGANG PISTOL JGN SEMBARANG KELUARKAN DARI SANGKUR NYA KARNA TIDAK SESUAI AJA HAHAHAHAHHAAHHAAAAA".

Hingga hari ini, Jumat (27/12/2019) pukul 17.00 WIB, video yang diunggah pemilik akun Facebook Masberto Kingdom itu sudah disukai sebanyak 4,4 ribu, dikomentari 3,8 ribu, dan dibagikan sebanyak 3,2 ribu kali.

Baca juga: Viral Polsuska Turunkan Paksa Diduga Anak Punk dengan Pistol, Ini Penjelasan PT KAI

Konfirmasi Kompas.com

Mengonfirmasi hal tersebut, Kompas.com menghubungi Kepala Humas Daop I Jakarta, Eva Chairunisa.

Eva menegaskan, pistol yang dikeluarkan seperti yang tampak dalam video viral tersebut bukanlah pistol peluru tajam, melainkan semacam senjata kejut (stun gun) untuk pengamanan diri.

Tindakan tersebut menurut Eva, juga dilakukan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan alat itu direbut atau disalahgunakan.

Ia mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada 8 November 2019 di KA Lokal Rangkasbitung- Merak nomor 472.

"Kejadian itu berawal dari pengaduan beberapa penumpang yang merasa tidak nyaman dengan perilaku sekelompok penumpang yang berjumlah sekitar 25 orang," kata Eva saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/12/2019).

Penumpang yang mengadukan tersebut beralasan bahwa sekelompok penumpang yang berpenampilan seperti anak punk itu telah mengganggu ketertiban umum yakni dengan mondar-mandir di kereta.

Baca juga: Viral Foto Awan Tebal di Langit Jakarta, Ini Penjelasannya

Kemudian petugas Polsuska itu imbuhnya, langsung menuju tempat aduan untuk kemudian menegur mereka secara baik-baik.

"Tapi, respons dari rombongan tersebut tidak kooperatif dan bahkan menantang petugas," kata dia.

Hingga pada akhirnya, petugas Polsuska bertindak tegas dengan menurunkan beberapa penumpang yang membuat kegaduhan di Stasiun Karangantu.

Ia mengimbau kepada seluruh pengguna jasa kereta api, agar mematuhi ketentuan dan tata tertib yang ada di dalam kereta api.

"Khususnya tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kenyamanan penumpang lain," terang Eva lagi.

Apabila ada penumpang yang dianggap mengganggu kenyamanan penumpang lain, maka petugas Polsuska dapat mengambil langkah-langkah tegas yang diperlukan.

Baca juga: Viral Driver Ojol Bawa Kabur Orderan Senilai Rp 22 Juta, Ini Penjelasan Gojek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com