Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turbulensi Industri Penerbangan Sepanjang 2019, dari Tiket Mahal hingga Pencopotan Dirut Garuda

Kompas.com - 22/12/2019, 06:30 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

Seiring dengan kenaikan harga tiket pesawat, konsumen harus menghadapi penerapan bagasi berbayar oleh maskapai bertarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC). 

Awalnya, ada dua maskapai yang menerapkan kebijakan tersebut yakni Lion Air Group (Lion Air dan Wings Air) dan Citilink.

Dikutip dari Kompas.com, 30 Januari 2019, Managing Director Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro mengatakan pihaknya telah menghapus layanan bagasi gratis mulai 22 Januari 2019.

Para penumpang sudah tidak lagi mendapatkan bagasi cuma-cuma 20 kilogram, hanya digratiskan untuk membawa satu bagasi kabin seberat 7 kilogram dan satu barang pribadi.

Sementara, Citilink memilih menunda pemberlakuan kebijakan bagasi berbayar hingga kini.

Awalnya, Citilink berniat untuk menerapkan bagasi berbayar mulai 8 Februari 2019.

Pada September 2019, Lion Air dan Wings Air mengubah tarif bagasi mereka.

Baca juga: Kemenhub Akan Atur Tarif Bagasi Berbayar

3. Keretakan pesawat Boeing 737 MAX

Kasus keretakan Boeing 737 MAX merupakan kelanjutan dari jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 pada akhir 2018 yang menggunakan pesawat jenis tersebut.

Pesawat Lion Air JT-610 lepas landas pada pukul 06.20 WIB dari Bandara Soekarno Hatta dengan rute Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

Namun, 13 menit setelah mengudara, pesawat jatuh pada pukul 06.33 WIB.

Dikutip dari Kompas.com, 11 Oktober 2019, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun melakukan grounding tiga pesawat jenis Boeing 737 NG yang dioperasikan maskapai Indonesia.

Tiga pesawat itu ialah satu milik Garuda Indonesia dan dua milik Sriwijaya Air.

Kebijakan itu terkait dengan langkah Boeing telah memeriksa 810 unit pesawat tipe 737 Next Generation (NG) di seluruh dunia.

Jenis pesawat 737 NG meliputi Boeing 737-600, Boeing 737-600, Boeing 737-700, Boeing 737-800, dan Boeing 737-900.

Dari pemeriksaan itu, Boeing menemukan retakan struktural di 38 unit pesawat sehingga membutuhkan perbaikan dan penggantian.

Baca juga: Retakan di Pesawat, Garuda Pertimbangkan Minta Ganti Rugi ke Boeing

4. Putus nyambung Garuda Indonesia-Sriwijaya Air

Industri penerbangan Indonesia juga diwarnai oleh putus nyambung hubungan antara Garuda Indonesia dengan Sriwijaya Air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com