KOMPAS.com - Dunia musik pop berduka atas kepergian vokalis Roxette, Marie Fredriksson pada Senin (9/12/2019) waktu setempat.
Perempuan kelahiran Swedia, 30 Mei 1958 ini memiliki karier yang sukses di negara asalnya sebelum membentuk Roxette.
Sejak remaja, Marie telah memiliki ketertarikan pada musik, apalagi setelah ia mengetahui musik seperti The Beatles, Joni Mitchell, Jimi Hendrix, dan Deep Purple.
Saat berusia 17 tahun, ia mendaftar di sekolah musik di Svalov Municipality di Swedia Selatan.
Pada 1979, Marie merupakan salah satu anggota grup punk Strul, sebuah band yang menyelenggarakan festival musik mereka sendiri di era itu.
Tak lama, Strul bubar dan Marie mulai merilis karya solo, album pertamanya, Het Vind dikeluarkan pada 1984.
Dua tahun kemudian, dia membentuk Roxette bersama Per Gessle.
Mereka akhirnya berkolaborasi menyanyikan dan membuat lagu-lagu dan memperoleh keberhasilan moderat di Swedia.
Baca juga: Diperingati Tiap 10 Desember, Ini Sejarah Hari HAM Internasional
Dengan karier duo ini, Marie dan Gessle memutuskan bahwa dengan bersama-sama, mereka dapat berjuang untuk menjadi bintang internasional.
Dilansir dari The Guardian, Marie mengaku pernah mendapatkan komentar dari kritikus Swedia yang menyebutkan Roxette tidak akan berhasil.
Menurutnya, para kritikus Amerika seringkali tidak bersahabat.
Namun, Roxette tetap bermusik dengan tampilan segar, Marie dan Gessle tampil dengan potongan rambut runcing.
Roxette mendapatkan ketenaran pada 1980-1990an di mana Marie dikenal karena memiliki suara yang kuat dan performanya yang dinamis ketika di atas panggung.
Ketika merilis album dan single, penjualan menjadi laris manis dan sering ludes terjual dari 50.000 sampai 200.000 kopi.
Baca juga: Mengapa Orang Tua Tidak Menyukai Musik Modern?
Pada 1987, mereka memulai tur pertama mereka, "Rock Around the Kingdom", sebuah tur bersama Eva Dahlgren dan Ratata.