Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Aksi Terorisme Mematikan di Mumbai

Kompas.com - 29/11/2019, 06:03 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Di kedua hotel mewah bintang lima tersebut, para teroris menyandera ratusan orang di dalam hotel.

"Mereka mengincar orang asing karena yang dicari orang yang memegang paspor Inggris dan AS. Kami digiring ke atap. Tetapi saya berhasil lari lewat pintu darurat ketika sampai di lantai 18," kata warga Inggris, yang merupakan tamu Hotel Taj, Rakesh Patel.

Butuh waktu berhari-hari untuk melumpuhkan semua teroris dan membebaskan para sandera.

Hotel yang menjadi andalan Kota Mumbai itu dipenuhi mayat yang bergelimpangan di lantai.

Hingga 28 November 2008, Hotel Taj Mahal dan pusat komunitas Yahudi masih mencekam.

Komandan Unit Elite Pasukan Komando Angkatan Laut mengakui kesempurnaan perencanaan dan operasi militer kelompok itu.

"Mereka kenal betul seluk-beluk hotel. Mungkin mereka sebelumnya sudah menyurvei hotel ini," kata Komandan itu, dikutip dari Harian Kompas, 29 November 2008.

Hingga akhirnya aparat dari satuan bernama Elite Black Cat menembak mati empat militan setelah terjadi pertarungan genting di koridor, kamar-kamar, dan balai-balai pertemuan Hotel Taj Mahal.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Majalah Life Terbit Kali Pertama

Pelaku

Pekerja , Rabu (3/12/2008), membersihkan puing di depan Hotel Taj Mahal, Mumbai, India, yang menjadi sasaran teroris (atas). Senator AS John McCain, Selasa, berbincang dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh di New Delhi, membahas teror di Mumbai (tengah). Mahasiswi, Rabu, menggelar spanduk dalam aksi mengenang para korban Mumbai di Bangalore, India selatan (bawah).STR/Dok. KOMPAS Pekerja , Rabu (3/12/2008), membersihkan puing di depan Hotel Taj Mahal, Mumbai, India, yang menjadi sasaran teroris (atas). Senator AS John McCain, Selasa, berbincang dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh di New Delhi, membahas teror di Mumbai (tengah). Mahasiswi, Rabu, menggelar spanduk dalam aksi mengenang para korban Mumbai di Bangalore, India selatan (bawah).
Spekulasi terkait pelaku terorisme itu pun mulai banyak bermunculan.

Di tengah spekulasi tersebut, sebuah kelompak yang menamakan dirinya sebegai Deccan Mujahidin mengaku bertanggung jawab atas serangan di Mumbai.

Mereka mengirim e-mail atas klaim itu kepada sejumlah media India.

Dikutip dari Britannica, klaim tersebut berhasil dipatahkan setelah melacak e-mail yang bersangkutan dan tak ditemukan adanya kelompok tersebut.

Pemerintah India kemudain menuding kelompok itu berasal dari Pakistan, mengingat mereka datang dari laut.

Pejabat dan media India menyebut kapal cepat yang digunakan militan itu merupakan indikasi bahwa penyerang datang dari Kota Karachi, Pakistan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Topan Nina Tewaskan 1.036 Jiwa

Harian Kompas, 2 Desember 2008, menuliskan, media massa India menuduh Lashkar-e-Taiba yang pernah dibina oleh intelijen Pakistan, terlibat dalam aksis terorisme.

Tuduhan itu langsung dibantah oleh Lashkar-e-Taiba. Mereka berdalih bahwa kelompoknya tidak membunuh warga sipil yang tidak bersalah.

"Kami sama sekali tidak terlibat. Kami tidak membunuh warga sipil yang tidak bersalah. Ini tindakan kelompok militan Hindu yang sengaja menyebar teror kepada Muslim," kata juru bicara kelompok itu, Abdullah Ghaznavi.

Meski demikian, pemerintah India tetap meyakini bahwa kelompok itu merupakan dalang di balik aksi teror mematikan di Mumbai.

Aksi saling tuduh ini membuat hubungan India-Pakistan semakin memanas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com