"Selanjutnya dia mulai menerima berbagai doktrin, berbagai pencerahan-pencerahan katanya, akhirnya di akhir tahun 2018 di berbaiat kepada Al Baqhdadi," kata Kapolda di Solo, Rabu (5/6/2019), seperti dikutip Antara.
Baca juga: Simpan 28 Bom Molotov, Ini Profil Dosen IPB Abdul Basith
Aksi teror yang terjadi di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016) juga berkaitan dengan kelompok ISIS. Pernyataan tersebut dikatakan oleh Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen Tito Karnavian.
"Target mereka satu, kepolisian. Dua, simbol-simbol barat. Otomatis simbol barat karena ini perang ISIS melawan barat," ujar Tito saat jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis sore.
Lima orang melakukan penyerangan di sekitar Sarinah. Mereka tewas setelah meledakkan diri dan ditembak mati polisi.
Dalam penyerangan itu, dua warga sipil tewas. Satu orang warga negara Kanada dan satu orang warga negara Indonesia.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya mengatakan, kelompok teror yang beraksi di sekitar Gedung Sarinah tersebut sengaja melakukan aksinya pada saat aparat keamanan lengah.
Selain itu, kelompok ISIS sendiri mengklaim bahwa pihaknya bertanggung jawab atas kejadian tersebut melalui media propagandanya, Aamaq.
"Pejuang ISIS menjalankan serangan bersenjata pagi ini menyasar warga asing dan pasukan keamanan yang melindungi mereka di ibu kota Indonesia," tulis Aamaq.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 9 September 2004, Bom Mobil Meledak di Depan Kedubes Australia
Aksi bom bunuh diri juga terjadi di Mapolresta Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2016). Pelaku yang diketahui bernama Nur Rohman terdeteksi juga mempunyai keterkaitan dengan kelompok ISIS.
Dalam aksinya, Nur melakukannya secara pribadi. Ia diketahui berasal dari kelompok Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN).
Di Indonesia, JADKN dipimpin oleh Bahrun Naim.
Kelompok ini berbeda dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kendati demikian, kedua kelompok tersebut sama-sama berafiliasi dengan ISIS.
Menurut Kapolri saat itu, Jenderal Pol Badrodin Haiti, pelaku merakit sendiri bom yang diledakkannya.
Usia bom yang digunakan oleh pelaku sama dengan bom yang dipakai dalam serangan teroris di kawasan Thamrin, Jakarta, pada Januari 2016.
Selain itu, Nur Rohman juga merakit bom melihat dari internet dan video tutorial karena polisi belum menemukan rekam jejak atau petunjuk apakah Nur Rohman pernah mengikuti pelatihan militer.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Bali I Renggut 202 Nyawa
(Sumber: Kompas.com/Achmad Faizal, Sabrina Asril, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Michael Hangga Wismabrata)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.