Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Kesepian Tingkatkan Risiko Kematian bagi Penderita Sakit Jantung

Kompas.com - 11/11/2019, 06:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Pasien jantung menghadapi risiko kematian lebin tinggi jika mereka kesepian. Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang terbit di jurnal Heart.

Penelitian itu mengatakan, pasien jantung memiliki risiko kematian lebih tinggi dalam waktu satu tahun sejak dipulangkan dari rumah sakit jika mereka kesepian.

Melansir lanan CNBC, para peneliti dalam studi tersebut melihat 13.446 pasien setahun setelah mereka keluar dari rumah sakit.

Pasien yang mereka amati antara lain mereka dengan penyakit jantung koroner, irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, atau penyakit katup.

Pengamatan tersebut dilakukan selama satu tahun pada 2013 hingga 2014. Adapun rerata usia para pasien adalah 66 tahun. Selain itu, 77 persen dari jumlah responden adalah laki-laki.

Ketika para pasien dipulangkan, mereka berbagi informasi kesehatan, baik fisik, kesejahteraan psikologis, kualitas hidup, tingkat kecemasan, maupun depresi.

Baca juga: Mengapa Generasi Milenial Sering Merasa Kesepian?

Para pasien tersebut juga melaporkan gaya hidup mereka, apakah mereka merokok, minum alkohol, sering minum obat, dan lain-lain. Selain itu, para peneliti juga menarik data dari kehidupan pribadi pasien, apakah mereka hidup sendiri atau bersama dengan keluarga.

Lalu mereka membandingkan data tersebut. Hasilnya, wanita kesepian hampir tiga kali lebih mungkin meninggal karena sebab apa pun daripada wanita yang tidak merasa kesepian.

Sementara pria kesepian memiliki risiko meninggal dunia dua kali lebih besar oleh karena penyebab apa pun.

"(Hasil) ini dibangun berdasarkan buktu bahwa kesepian adalah faktor risiko yang sangat serius," kata penulis utama penelitian, Anne Vinggaard Christensen.

"Sekarang kita tahu bahwa kesepian dikaitkan dengan begitu banyak hasil kesehatan yang buruk," ujar dia.

Meski begitu, terlepas dari diagnosis, kesepian juga sering dikaitkan dengan kesehatan badan. Para peneliti menemukan, pasien yang mengatakan mereka merasa kesepian hampir tiga kali lebih mungkin cemas dan tertekan.

Selain itu, mereka juga mengatakan, para pasien tersebut memiliki kualitas hidup yang jauh lebih rendah dibanding pasien yang mengatakan tidak merasa kesepian.

"Perasaan subyektiflah yang penting, bukan berarti Anda hidup sendiri," kata Vinggaard Christensen.

Christensen menekankan, hidup sendiri tidak terkait dengan perasaan kesepian. Studi ini sebenarnya menjelaskan hubungan antara kecemasan, depresi, serta rasa kesepian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com