Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi Musim Flu, Kenali Gejala Flu dan Faktor Risikonya

Kompas.com - 02/11/2019, 10:02 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Flu merupakan infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Flu akan menginfeksi hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Virus dapat disebarkan saat penderita flu batuk, bersin, atau berbicara.

Saat ini terjadi, virus akan terbang di udara dan berpotensi masuk ke mulut atau hidung orang-orang di sekitarnya.

Selain itu, seseorang dapat terkena flu dengan menyentuh permukaan atau benda yang mempunyai virus flu di permukaannya. Kemudian, orang tersebut menyentuh mulut, mata, atau hidungnya sendiri.

Bahkan, flu dapat menular sebelum seseorang mengetahui dirinya sakit, mulai satu hari sebelum gejala muncul hingga 5-7 hari setelah virus menjadi penyakit.

Baca juga: Serba-serbi Vaksin Flu, dari Jenis sampai Efek Sampingnya

Anak kecil dan orang dengan sistem kekebalan lemah dapat terinfeksi flu dalam waktu yang lebih lama.

Mayoritas orang pulih dari flu dalam waktu satu atau dua minggu.

Seseorang yang terkena flu disarankan untuk beristirahat yang cukup dan menjaga dirinya agar terus terhidrasi.

Selain itu, penderita dapat melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat antivirus juga dapat meminimalkan ketidaknyamanan terhadap gejala-gejala flu.

Gejala flu

Flu sering muncul secara tiba-tiba, gejalanya di antaranya:

  • Tiba-tiba muncul demam tinggi
  • Sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri sendi
  • Batuk (biasanya kering)
  • Panas dingin
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat dan pilek
  • Kelelahan
  • Gejala lambung seperti mual, muntah, atau diare yang lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa.

Baca juga: Sedang Musim Flu, Ini Cara Cepat Sembuh dari Flu yang Benar

Faktor risiko

Dilansir dari lung.org, penyakit tertentu seperti orang dengan penyakit paru-paru kronis (asma, brokitis, atau fibrosis kistik), penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, diabetes, obesitas tak wajar, anemia berat, gangguan hati, anak-anak dan remaja yang diberi terapi aspirin jangka panjang, orang dengan HIV/AIDS atau perawatan memakai steroid atau kemoterapi yang menekan kekebalan dapat menempatkan seseorang pada risiko tinggi.

Seseorang yang mengalami flu, dapat menghubungi dokter sesegera mungkin untuk mendapatkan pengobatan, terutama jika Anda berisiko tinggi mengalami komplikasi.

Antivirus dapat efektif dalam mengurangi keparahan flu dan lamanya penyakit.

Anda dapat berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami kesulitan bernapas, mengalami nyeri dada, dan dahak batuk berwarna kuning/hijau/berdarah.

Vaksinasi untuk penyakit flu juga sudah tersedia. Seseorang yang berusia 6 bulan ke atas disarankan melakukan vaksinasi setiap tahun, sebagai salah satu cara mencegah penyakit flu.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com