Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Lion Air JT 610 dan Polemik Pesawat Boeing 737 Max

Kompas.com - 29/10/2019, 17:33 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan penerbangan setahun lalu yang menimpa Lion Air di perairan Karawang Jawa Barat melibatkan penggunaan pesawat jenis Boeing 737 Max.

Penerbangan dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang itu mengangkut 189 penumpang yang semuanya dipastikan tewas dalam kecelakaan di 29 Oktober 2018 pagi.

Hasil penyelidikan kecelakaan ini baru diselesaikan dan dipublikasikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Jumat (25/10/2019).

Dari keterangan yang disampaikan, diketahui terdapat 9 hal yang menyebabkan pesawat dengan nomor penerbangan JT 610 ini jatuh tak lama setelah lepas landas.

Salah satu penyebabnya datang dari kondisi pesawat Boeing itu sendiri yang ternyata masih bermasalah. Misalnya dalam hal asumsi respons pilot saat terjadi masalah yang ternyata terdapat kesalahan.

"Saat desain dan sertifikasi (MCAS) dibuat berbagai asumsi sesuai ketentuan yang berlaku. Asumsi itu menentukan pilot akan bereaksi memberikan trim yang cukup. Tapi ternyata itu (trim yang cukup) tidak terjadi (dalam pesawat yang kecelakaan)," jelas Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utama.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang Satu Tahun Jatuhnya Lion Air JT 610

Tuntutan kepada Boeing

Untuk itu, keluarga korban melayangkan tuntutan kepada Boeing untuk bertanggung jawab atas hilangnya nyawa orang-orang yang mereka sayangi.

Atas tuntutan itu, perusahaan pesawat asal Amerika ini telah memberikan uang pertanggungjawaban kepada keluarga korban masing-masing sebesar 1,2 juta Dollar Amerika Serikat.

Jumlah itu setara dengan kurang lebih Rp 16,8 miliar jika dikonversikan ke Rupiah berdasarkan kurs saat ini.

Terdapat 55 gugagatan yang datang dari kecelakaan di Indonesia ini yang diajukan melalui pengadilan Federal Chicago.

Sejauh ini, 11dari 17 gugatan yang datang dari Firma Hukum Firner telah diselesaikan.

Boeing mengakui kesalahan

Atas kecelakaan yang melibatkan produknya, Boeing pun mengakui kesalahan dari pihaknya. 

Dikutip dari Reuters, CEO Boeing Co Dennis Muilenburg menyampaikan pengakuan atas kesalahan Boeing sehingga menyebabkan kecelakaan maut, salah satunya di Indonesia.

Kecelakaan penerbangan yang melibatkan pesawat Boeing 737 Max juga tidak hanya terjadi di Indonesia dengan maskapai Lion Air, tapi juga Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019 dari Adis Ababa-Nairobi, Kenya pada 10 Maret 2019.

Pasca kecelakaan yang terjadi, beberapa negara bahkan melarang terbang pesawat jenis tersebut hingga waktu yang belum ditentukan.

Meski begitu, pihak Boeing mengaku akan terus melakukan perbaikan sehingga kekurangan yang ada saat ini tidak terjadi lagi. Boeing juga akan kembali mengudara sebagai pesawat yang aman bagi semua.

Sumber: Kompas.com (Rina Ayu Larasati, Mutia Fauzia | Editor: Erlangga Djumena, Yoga Sukmana, Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com