Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Terawan Akan Serahkan Gaji Pertamanya, Ini Tanggapan BPJS Kesehatan

Kompas.com - 26/10/2019, 16:40 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akan menyerahkan gaji pertamanya sebagai menteri kepada BPJS Kesehatan.

Hal ini dilakukan Terawan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi defisit program jaminan kesehatan nasional.

Terawan akan memberikan gaji pokok dan tunjangan kinerjanya.

Bagaimana tanggapan BPJS Kesehatan?

Saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/10/2019), Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Ma'ruf mengatakan, BPJS mengapresiasi langkah Menkes Terawan.

"BPJS Kesehatan mengapresiasi perhatian Menkes atas program JKN-KIS. Komitmen Beliau jelas dan terang sekali untuk memastikan program JKN-KIS ini tetap berjalan dan mampu menjamin peserta yang membutuhkan," ujar dia.

Iqbal mengatakan, BPJS Kesehatan telah melakukan koordinasi mengenai hal ini.

"Akan ditindaklanjuti sesudah kunjungan Pak Menkes (Terawan) kemarin," kata Iqbal, Sabtu (26/10/2019).

Baca juga: Menkes Terawan Akan Serahkan Gaji Pertamanya untuk BPJS Kesehatan

Mengenai gaji yang akan diserahkan Terawan, Iqbal menyebutkan, BPJS Kesehatan punya program donasi JKN-KIS dan crowdfunding JKN-KIS.

Program donasi JKN-KIS merupakan program partisipasi masyarakat atau perusahaan berupa bantuan pembayaran iuran JKN-KIS bagi sejumlah keluarga yang membutuhkan di lingkungannya.

Sementara, program crowdfunding JKN-KIS diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi membantu membayar iuran peserta JKN yang menunggak.

Iqbal menambahkan, dasar program JKN-KIS dibangun atas kontribusi iuran dengan jiwa gotong royong yang sudah diatur dalam regulasi.

"Komitmen tiga kementerian, Kemenko PMK, Kemenkeu, dan Kemenkes kan tetap akan ditindaklanjuti," kata dia.

Ia menjelaskan, hasil rapat kerja gabungan Komisi IX dan XI dengan pemerintah mengerucut pada upaya perbaikan dan penanganan solusi kekurangan pembiayaan program.

Dengan demikian, memang harus dilakukan penyesuaian iuran JKN-KIS dengan sejumlah catatan.

Agar manfaat BPJS Kesehatan dapat berjalan secara maksimal, Iqbal mengimbau masyarakat agar rutin membayar iuran.

"Program JKN-KIS ini sudah dalam track yang benar dengan skema kontribusi iuran, karena memastikan kontribusi semua segmentasi kepesertaan yang ada, yang tidak mampu dan miskin tetap bayar iuran dengan dibantu pemerintah dalam skema penerima bantuan iuran," papar dia.

"Masyarakat juga mesti rajin bayar iuran, dan secara bersama kita berjuang agar program ini bisa tetap dinikmati yang membutuhkan, divisi yang lain ini bagian pemersatu kita sebagai bangsa Indonesia," lanjut Iqbal.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Profil Menteri, dokter Terawan Menteri Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com