Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Larang Iklan Minuman Manis, Perlukah Diikuti Indonesia?

Kompas.com - 14/10/2019, 12:08 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terobosan baru dilakukan Singapura dengan melarang total iklan minuman manis di berbagai platform media di negara tersebut.

Kebijakan ini diambil sebagai upaya memerangi penyakit diabetes.

Selain larangan iklan, akan disematkan pula label nutrisi pada kemasan minuman manis.

Pada minuman dengan kadar gula sedang hingga tinggi, akan diberi label bertuliskan "Tidak Sehat".

Aturan ini akan diumumkan secara detil pada 2020.

Perlukah kebijakan Singapura ini diikuti Indonesia?

Melansir American Diabetes Association Diabetes Care tahun 2004, disebutkan bahwa pada pada tahun 2000, Indonesia berada di urutan ke-4 dengan angka 8,4 juta orang dengan diabetes.

Baca juga: Singapura Larang Iklan Minuman Manis, Ini Ternyata Bahayanya

Sementara, pada 2030 diprediksi akan tetap berada di urutan ke-4, dengan lonjakan penderita diabetes mencapai 21,3 juta orang.

Bukan hanya melarang, perlu literasi gizi

Ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen, M.Hum, menilai, kebijakan larangan iklan minuman manis yang diterapkan di Singapura harus dilihat dari berbagai aspek jika ingin diterapkan di Indonesia.

"Ini bukan soal larang-melarang saja, kita punya presiden hingga lingkaran menteri dan pejabat tinggi, mereka punya literasi kesehatan atau tidak?" ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/10/2019).

Kemudian, Tan menyinggung mengenai produk industri yang tidak hanya soal minuman manis, tetapi bisa merembet ke semua produk yang diperdagangkan seperti ultra processed food yang membahayakan kesehatan.

"Singapura punya ahli gizi militan yang juga punya kesepakatan komitmen serta integritas kepakaran. Di sini, banyak perkummpulan gizi dan semua punya kepentingan. Satu suara aja susah banget," ujar Tan.

Menurut dia, di Indonesia, konsumsi makanan dan minuman manis juga diperparah dengan kebiasaan masyarakat yang punya referensi dan preferensi yang kurang mumpuni.

Baca juga: Singapura Jadi Negara Pertama yang Larang Iklan Minuman Manis

Tan mengungkapkan, masyarakat Indonesia cenderung memesan minuman manis saat menyantap makanan di warung maupun restoran.

Oleh karena itu, perlu dilakukan terlebih dulu upaya edukasi melalui literasi gizi. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 57 Orang Meninggal, 32 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 57 Orang Meninggal, 32 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Dibuka Hari Ini, Berikut Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024

Dibuka Hari Ini, Berikut Alur Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024

Tren
Alasan Sopir Bus Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang

Alasan Sopir Bus Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan di Subang

Tren
Apa Itu Kalori? Berikut Manfaat dan Jumlah yang Direkomendasikan bagi Tubuh

Apa Itu Kalori? Berikut Manfaat dan Jumlah yang Direkomendasikan bagi Tubuh

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Jawa Tengah 11-20 Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Tren
Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com