Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Pepsi di Twitter, Ini Efek Minuman Berkabonasi Pada Tubuh

Kompas.com - 03/10/2019, 18:49 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Merek minuman soda Pepsi ramai dibicarakan di Twitter Indonesia hari ini. Salah satu penyebabnya adalah produsen minuman berkarbonisasi asal AS, PepsiCo, resmi berhenti menjual produknya di Indonesia pada pertengahan Oktober 2019.

Berdasarkan laporan Kompas.com, Kamis (3/10/2019), PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) dan PepsiCo Inc (PepsiCo) sepakat untuk mengakhiri kontrak yang berlaku efektif mulai 10 Oktober 2019 mendatang.

Rekanan penjual Pepsi di Indonesia seperti KFC tidak lagi bisa menyuplai Pepsi sebagai merek penjualan. Nantinya, KFC akan mengganti minuman Pepsi dengan produk minuman bersoda yang lain.

Minuman berkabonasi juga digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Apalagi, di tengah cuaca yang panas, minuman berkabonasi bisa menjadi penyejuk dahaga.

Baca juga: Hengkang dari Indonesia, Ini Sejarah Bisnis Pepsi di Tanah Air

Namun, kita harus mewaspadai efeknya bagi tubuh. Melansir Hello sehat, minuman berkarbonasi memiliki efek positif dan negatif bagi tubuh.

Efek positif

Minuman berkabonasi juga memiliki efek positif terutama untuk pencernaan manusia. Berikut manfaatnya:

- Meningkatkan kemampuan menelan

Saat menelan air berkabonasi, kita pasti merasakan sensasi berbeda. Sensasi tersebut bisa terasa menyenangkan bagi sebagian orang.

Asam lemah yang terkandung dalam air berkarbonasi dapat merangsang reseptor saraf di mulut.

Beberapa penelitian menunjukkan hal ini dapat meningkatkan kemampuan menelan. Walaupun memiliki ph yang asam, namun air berkarbonasi tidak sampai memengaruhi ph tubuh.

- Atasi Sembelit

Meski bersifat asam, air berkarbonasi juga dapat membantu meredakan nyeri ulu hati karena meningkatnya asam lambung tanpa adanya gangguan organ lambung (functional dyspepsia).

Hal ini karena air berkarbonasi dapat meningkatkan aktivitas lambung. Namun, reaksi tersebut hanya efektif jika kita mengonsumsi air berkarbonasi tanpa tambahan kalori dari gula.

Efek Negatif

Terlalu banyak minuman bersoda atau kabonasi juga bisa berefek negatif pada kesehatan, berikut efek negatif tersebut:

- Merusak gigi

Menurut beberapa penelitian, tambahan gula pada minuman berkarbonasi dapat menyebabkan keusakan gigi. Namun, air berkarbonasi tanpa tambahan gula justru tidak terbukti dapat merusak gigi.

Kombinasi asam dan gula yang terkandung pada minuman bersoda juga dapat menyebabkan lapisan email gigi terkikis. Jadi, pilihlah air berkarbonasi yang tidak mengandung gula jika kita ingin menjaga kesehatan gigi.

- Gula darah meningkat

Tambahan gula pada minuman berkarbonasi juga mempengaruhi kadar gula dalam darah.

Setelah 20 menit mengonsumsi minuman bersoda, maka gula darah Anda meningkat sangat cepat. Hal ini kemudian menyebabkan peningkatan produksi hormon insulin dalam tubuh untuk merespons gula darah yang tinggi.

Baca juga: Tak Hanya KFC, Pizza Hut Juga Ganti Pepsi dengan Coca-Cola

- Tekanan darah meningkat

Saat kafein yang terkandung di dalam minuman bersoda telah diserap seluruhnya oleh tubuh, ini akan menyebabkan pupil mata membesar dan meningkatkan tekanan darah secara drastis.

Kondisi tersebut diiringi dengan munculnya respon tubuh untuk mengatasi tekanan darah yang meningkat tiba-tiba. Adenosin, yaitu zat penerima sinyal yang ada di otak menjadi ditekan oleh tubuh untuk mencegah kelelahan akibat peningkatan tekanan darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

KAI Gelar Diskon Tiket 20 Persen hingga 20 Mei 2024, Ini Daftar Keretanya

KAI Gelar Diskon Tiket 20 Persen hingga 20 Mei 2024, Ini Daftar Keretanya

Tren
Pedoman Lengkap Acara Hari Kebangkitan Nasional 2024 dan Bacaan Doanya

Pedoman Lengkap Acara Hari Kebangkitan Nasional 2024 dan Bacaan Doanya

Tren
Studi Baru: Gangguan Otak Jadi Lebih Buruk di Perubahan Iklim Ekstrem

Studi Baru: Gangguan Otak Jadi Lebih Buruk di Perubahan Iklim Ekstrem

Tren
Blunder Kemendikbud Ristek Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Dinilai Melukai Rakyat

Blunder Kemendikbud Ristek Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Dinilai Melukai Rakyat

Tren
Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan 'Junk Food'

Kisah Godzilla, Monyet Thailand yang Mati akibat Makan "Junk Food"

Tren
Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Link Download Logo dan Tema Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com