Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat R80, Impian BJ Habibie yang Belum Terwujud

Kompas.com - 11/09/2019, 19:47 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

Habibie menyebut bahwa pesawat ini nantinya tidak kalah hebatnya dibandingkan Boeing 777.
Pesawat R80, lanjut dia, sangat tepat digunakan untuk tipe bandara sedang yang banyak ada di Indonesia.

Namun, Habibie tak pernah sempat menyaksikan pesawat itu mengudara.

Pesawat N-250 dan kekecewaan Habibie

"Dengan pesawat ini, buatan mereka sendiri, seluruh pulau di Indonesia bisa terhubung. Bayangkan infrastruktur yang berkembang, kemajuan ekonomi di pulau-pulau itu. Mereka bisa mandiri. Tapi ternyata bangsa ini tidak mau."

Kutipan di atas muncul dalam salah satu adegan film Habibie dan Ainun yang tayang pada 2012.

Diperankan Reza Rahardian, Habibie terlihat mendatangi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), perusahaan yang sekarang sudah berganti nama jadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Momentum dalam adegan tersebut terjadi setelah pertanggungjawaban Habibie sebagai Presiden Indonesia ditolak MPR pada 20 Oktober 1999.

Baca juga: Penggalangan Dana Pesawat Habibie R80 di Kitabisa.com Hampir Rp 2 Miliar

Di situ, Habibie menyambangi pesawat N-250. Kutipan di atas dia ucapkan setelah mengusap debu yang ada di permukaan pesawat tersebut.

Ketika Kompas.com sempat bertemu Habibie pada 2013, kesan yang sama masih terpancar saat bicara pesawat.

Menurut Habibie, momentum N-250 seharusnya sangat tepat untuk titik tolak kejayaan industri dirgantara Indonesia, andai proyek pesawat itu berjalan sesuai rencana.

Baca juga: Habibie: Kalau Saya Bisa Produksi N 250 atau R 80 Tiap Hari...

Visi, tegas Habibie, yang semestinya menuntun arah langkah bangsa ini.

Dia menolak menggunakan kata “mimpi”, karena buat dia diksi itu identik dengan angan-angan.

Namun, nasi telah menjadi bubur. Pesawat N-250, ujar dia, sudah kehilangan momentum.

Perjalanan panjang mencetak generasi dirgantara yang bisa membuat sendiri pesawat terbang tersebut kandas sejalan dengan hantaman krisis moneter pada 1997-1998.

Pesawat N-250 yang sudah jadi pun teronggok beku di hanggar PT Dirgantara Indonesia.
Penerusnya pun, pesawat bermesin jet dan berbadan lebar N-2130, tinggal rencana di atas kertas.

Baca juga: Dari Dakota Seulawah, Ide Patungan buat Pesawat R80 Habibie (Bagian III)

Pasar pesawat berpenumpang sampai 60-an orang sudah banyak pesaing dan atau tak lagi ekonomis.

Bila hendak kembali berjaya di industri dirgantara, kata dia, Indonesia harus membangun pesawat berkapasitas 80-90 orang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com