KOMPAS.com - Sebuah video CCTV merekam aksi dugaan polisi bunuh diri di dalam mobil Toyota Alphard, beredar di media sosial, Sabtu (27/4/2024).
Polisi tersebut diketahui bernama Brigadir RAT, anggota Satlantas Polresta Manado, Sulawesi Utara.
Brigadir RAT diduga mengakhiri hidupnya dengan cara menembakkan peluru ke arah pelipis kepala bagian kanan hingga pelipis bagian kiri pada Kamis (25/4/2024).
Lantas, apa saja temuan polisi dalam kasus ini?
Temuan kasus Brigadir RAT yang diduga bunuh diri
Berikut rangkuman temuan kepolisian terkait dugaan bunuh diri yang dilakukan Brigadir RAT:
1. Mobil Alphard milik kerabat Brigadir RAT
Brigadir RAT mengakhiri hidupnya di dalam mobil Toyota Alphard berwarna hitam.
Rekaman CCTV menunjukkan, korban mengendarai mobil tersebut dan berhenti di salah satu rumah warga yang terletak di Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).
Beberapa menit kemudian, korban diduga langsung menembakkan senjata api ke kepalanya.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes (Pol) Ade Rahmat Idnal menyampaikan, mobil Toyota Alphard yang digunakan Brigadir RAT adalah milik kerabatnya.
Brigadir RAT diduga meminjam mobil tersebut selama cuti dan tinggal di Jakarta. Tidak diketahui alasan detail Brigadir RAT mengajukan cuti.
“Mobil milik kerabatnya yang ada di tempat kejadian perkara (TKP),” ucap Ade Rahmat, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (27/4/2024).
2. Gunakan pistol HS-9
Brigadir RAT diduga mengakhiri hidupnya menggunakan senjata api (senpi) berjenis HS dengan kaliber 9 milimeter.
Hal itu diketahui setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi.
"Saat olah TKP, kami menemukan barang bukti di dalam mobil berupa satu pucuk senpi jenis HS dengan kaliber 9 milimeter," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro.
Tembakan tersebut menyisakan luka di bagian pelipis kepala korban, dengan menembus dari pelipis kepala bagian kanan menuju pelipis kiri.
3. Cuti dan tinggal sepekan di tempat rekannya
Sebelum mengakhiri hidupnya, Brigadir RAT sudah sepekan tinggal di Jakarta dan mengambil cuti.
Namun, pihak kepolisian tidak mengungkap secara detail alasan mengapa anggota Satlantas Polres Manado itu mengajukan cuti.
"Dia sedang cuti. Kalau itu (alasan cuti) konfirmasi kepada kasatkernya, Kapolresta Manado soal dia ada di Jakarta," kata Ade Rahmat.
Selama di Jakarta, anggota Satlantas Polres Manado itu tinggal di rumah rekannya, Indra.
Indra merupakan merupakan pemilik rumah yang menjadi tempat Brigadir RAT bunuh diri di Mampang, Jakarta Selatan.
Indra mengaku sudah lama mengenal korban. Dia mengatakan bahwa korban sudah tinggal di rumahnya selama seminggu.
"Dia main atau berkunjung. Kurang lebih hampir seminggu, dia main tujuannya," ucapnya.
Namun, pada saat kejadian, Indra mengaku sedang tidak berada di rumah. Hanya ada istri serta anaknya yang berada di lokasi.
4. Motif Brigadir RAT mengakhiri hidup
Polisi melakukan penyidikan dan memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui motif Brigadir RAT bunuh diri. Sebanyak 13 saksi telah diperiksa dalam kasus tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes (Pol) Ade Rahmat Idnal mengatakan, hasil penyidikan mengungkap bahwa Brigadir RAT diduga mengakhiri hidupnya lantaran ada masalah pribadi.
“Dugaan (motif) ada masalah pribadi,” kata dia, dilansir dari Kompas.com, Sabtu.
Namun, iaa mengaku enggan berspekulasi lebih jauh dan menunggu Unit Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Selatan masih menyelidiki perihal kasus tersebut.
Salah satuya dengan meminta keterangan dari pihak keluarga Brigadir RAT.
“Masih akan kami dalami kepada pihak istri, keluarga dan kerabat (terkait kematian korban),” ungkap dia.
5. Jenazah tidak diotopsi
Kendati masih penuh misteri, keluarga menolak otopsi jenazah Brigadir RAT.
Diberitakan Kompas.com, Sabtu, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan, penolakan otopsi tersebut sudah mendapat persetujuan dari istri dan keluarga Brigadir RAT yang ada di Manado.
Jenazah RAT selanjutnya sudah diserahkan oleh RS Polri Kramat Jati kepada pihak keluarga dan akan disemayamkan di Manado, Sulawesi Utara.
6. Ada luka di bagian kepala korban
Dokter forensik hanya melakukan pemeriksaan luar terhadap Brigadir RAT lantaran keluarga menolak untuk otopsi.
Yossi menyampaikan, dokter forensik hanya melakukan pemeriksaan visum et repertum atau pemeriksaan luar tanpa otopsi. Hasilnya, terdapat luka di bagian kepala korban.
Pihak keluarga sudah mendapatkan hasil visum tersebut dan menerima dengan baik penjelasan dari dokter forensik terkait luka di kepala korban.
"Keluarga juga menerima penjelasan dokter forensik kalau memang ada luka di bagian kepala pelipis kiri, luka itulah yang terdapat pada jenazah," ujar Yossi.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
(Sumber: Kompas.com/ Firda Janati, Dzaky Nurcahyo | Editor: Icha Rastika, Ihsanuddin, Akhdi Martin Pratama).
https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/28/090000865/6-temuan-kasus-bunuh-diri-brigadir-rat