KOMPAS.com - Salah satu tradisi saat hari raya Idul Fitri atau Lebaran adalah sungkeman.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sungkeman berasal dari kata sungkem yang artinya sujud atau tanda bakti. Sungkeman dilakukan oleh orang-orang yang masih muda kepada orang tua untuk meminta maaf.
Tradisi ini biasanya dilakukan pada pagi hari setelah shalat Id.
Ucapan sungkeman dalam bahasa Jawa
Sungkeman saat Lebaran dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua dan mencium tangannya.
Saat sungkem, orang yang lebih muda akan mengucapkan kalimat permohonan maaf.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut 20 contoh ucapan sungkeman yang diucapkan pada saat Lebaran:
Sejarah dan makna sungkeman saat Lebaran
Kata sungkeman diambil dari kata sungkem yang artinya bersimpuh atau duduk berjongkok sambil mencium tangan orang yang dituakan.
Tradisi sungkeman berasal dari tradisi lokal budaya Jawa yang kemudian tersebar di seluruh Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com (21/4/2023), sungkeman berasal dari tradisi Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran.
Di Pura Mangkunegaran, tradisi sungkeman dimulai oleh Mangkunegaran I. Saat itu, sungkem dilakukan oleh istri Raja, dilanjutkan putra dalem, kerabat, punggawa, dan rakyat.
Sedangkan di Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Pakualaman, tradisi sungkeman disesuaikan menurut ketentuan adat yang berlaku.
Nilai positif yang terkandung dalam tradisi sungkeman banyak ditiru oleh masyarakat yang bukan orang Jawa dan menerapkannya sebagai suatu kegiatan wajib.
Sungkeman bukan hanya dilakukan pada Hari Raya. Sungkeman juga dilakukan pada acara sakral seperti perkawinan.
Dosen Tradisi Lisan dan Seni Asia Tenggara Program Studi S2 Asia Tenggara FIB UI, Dr Darmoko mengatakan, sungkeman memiliki makna penyampaian rasa hormat dan bakti kepada orang tua.
Sungkeman dilakukan untuk meminta doa restu agar senantiasa mendapat kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan lahir dan batin.
"Sungkeman secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat Jawa pada acara upacara perkawinan adat (siraman, panggih), acara bada (Hari Raya)," kata dia, dilansir dari Kompas.com, Rabu (19/4/2023).
Menurutnya, sungkeman memiliki esensi sikap wajah yang menunduk dengan menelangkupkan kedua telapak tangan yang diletakkan di lutut orang yang dipandang lebih tua.
(Sumber: Diva Lufiana Putri, Yefta Christopherus Asia Sanjaya, Alinda Hardiantoro, Puspasari Setyaningrum | Editor: Inten Esti, Rizal Setyo Nugroho, Puspasari Setyaningrum).
https://www.kompas.com/tren/read/2024/04/10/060000865/20-ucapan-sungkeman-lebaran-kepada-orang-tua-dalam-bahasa-jawa