Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Daftar 14 Jenis Vaksin untuk Imunisasi Rutin Anak 2024, Gratis!

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menambah jenis vaksin untuk imunisasi anak dari 11 menjadi 14 jenis antigen.

Penambahan ini bertujuan untuk menguatkan upaya preventif di layanan kesehatan primer, sehingga melindungi masyarakat dari penyakit.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, program nasional seperti imunisasi harus dilakukan sepenuhnya.

Apalagi, Kemenkes telah menargetkan 95 persen anak Indonesia harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Menurutnya, terdapat beberapa kabupaten/kota yang mendekati angka target nasional. Namun, masih ada daerah yang jauh dari target imunisasi dasar lengkap.

"Memang, 95 persen anak-anak kita harus sudah mendapatkan imunisasi. Maka dari itu, kita perluas untuk imunisasi menjadi 14 antigen dan itu sudah nasional," ujar Maxi kepada Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Daftar vaksin untuk imunisasi anak

Terdapat tiga tambahan jenis vaksin, yaitu Human Papillomavirus Vaccine (HPV) untuk kanker, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk pneumonia, dan Rotavirus Vaccine (RV) untuk diare.

Kemenkes juga memberikan imunisasi polio suntik dosis kedua atau IPV 2 untuk memperkuat perlindungan anak dari penyakit polio.

Dengan demikian, 14 jenis vaksin yang diberikan pada imunisasi rutin anak meliputi:

Berikut informasi tambahan vaksin baru untuk imunisasi anak:

Berdasarkan data yang dihimpun Kemenkes, sebanyak lebih dari 103 juta perempuan berusia 15 tahun ke atas di Indonesia berisiko terkena penyakit kanker serviks.

Sekitar 36.000 perempuan terdiagnosis kanker serviks setiap tahunnya dengan sekitar 70 persen di antaranya berada pada stadium lanjut.

Maxi mengatakan, vaksin HPV diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks.

"Imunisasi merupakan upaya yang paling murah. Kalau sudah kena kanker serviks sudah pasti mahal biayanya. Tolong sampaikan kepada masyarakat, terutama yang memiliki anak perempuan usia 11 dan 12 tahun, untuk segera memanfaatkan program pemerintah ini," sambungnya.

2. PCV untuk pneumonia

Pneumonia merupakan satu dari lima penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi PCV.

Imunisasi PCV telah diberikan sejak 2016 hingga 2021, mencakup seluruh kabupaten/kota di Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB) serta beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Pada 2022, cakupan imunisasi PCV diperluas secara nasional dan diberikan dua kali saat anak berusia 0-11 bulan dan satu kali saat anak usia 12-24 bulan.

Selain pneumonia, diare menjadi satu dari lima penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia.

Namun, penyakit tersebut dapat dicegah dengan memberikan imunisasi Rotavirus sebanyak tiga kali, yakni saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan.

Rekomendasi pemberian tiga kali tersebut bertujuan guna memberikan perlindungan yang tinggi dan merata.

"Introduksi imunisasi Rotavirus memang sudah dilakukan sejak 2022, namun kita lakukan pencanangan dan perluasan secara nasional," ungkap Maxi.

4. IPV untuk polio

Untuk perlindungan anak dari polio, Kemenkes memberikan tambahan imunisasi polio suntik atau IPV (Inactivated Poliovirus Vaccine) dosis kedua sejak 2022 di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Pada 2023, vaksinasi IPV diperluas secara nasional menjadi salah satu program imunisasi dasar lengkap untuk anak.

"IPV dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari polio," ujar Maxi.

IPV dosis kedua atau IPV 2 diberikan pada saat anak memasuki usia 9 bulan bersamaan dengan imunisasi campak rubella.

Secara bertahap, terdapat penambahan IPV 2 ke dalam jadwal imunisasi rutin, sehingga jumlah pemberian imunisasi rutin polio menjadi enam dosis.

Kombinasi enam dosis ini meliputi empat dosis imunisasi polio tetes (OPV) dan dua dosis imunisasi polio suntik (IPV).

Imunisasi polio tetes diberikan pada usia 1, 2, 3, dan 4 bulan. Pada usia 4 bulan, bayi juga diberikan vaksin IPV.

Sementara itu, imunisasi polio suntik pada usia 4 bulan diberikan bersamaan dengan imunisasi DPT-HB-Hib.

Imunisasi polio suntik diberikan di paha kiri, sedangkan DPT-HB-Hib pada paha kanan serta harus menggunakan alat suntik yang berbeda.

Jadwal pemberian imunisasi rutin anak

Dilansir dari laman Kemenkes, imunisasi dasar harus diberikan pada bayi berusia 0 sampai 11 bulan.

Untuk mempertahankan perlindungan terhadap penyakit, maka imunisasi lanjutan harus diberikan pada anak usia kurang dari dua tahun (baduta) dan anak usia sekolah atau sederajat melalui program Bulan Imunisasi Anak Usia Sekolah (BIAS).

Berikut jadwal pemberian imunisasi bayi dan baduta:

Umur (bulan) Imunisasi
0 Hepatitis B (HB 0)
1 BCG, OPV 1
2 DPT-HB-Hib 1, OPV 2, PCV 1, Rotavirus 1
3 DPT-HB-Hib 2, OPV 3, PCV 2, Rotavirus 2
4 DPT-HB-Hib 3, OPV 4, IPV 1, Rotavirus 3
9 Campak Rubella 1, IPV 2
10 Japanese Ensefalitis (JE) di wilayah endemiK
12 PCV 3
18 DPT-HB-Hib 4, Campak Rubella 2

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/09/101500865/daftar-14-jenis-vaksin-untuk-imunisasi-rutin-anak-2024-gratis-

Terkini Lainnya

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke