Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenisbian Indrajit Berdasar Tiga Versi

Putra sulung Rahwana ini tampil sebagai tokoh antagonis di Ramayana versi Walmiki maupun versi Wayang Purwa yang memang sepaham dengan Ramayana, namun sebaliknya sebagai tokoh protagonis pada Rahwanayana versi Srilanka yang dahulu disebut sebagai Alengka.

Menurut Ramayana versi Walmiki, Indrajit adalah seorang dari sekian banyak putra Rahwana yang luar biasa sakti mandraguna sehingga pernah berjaya menaklukkan seluruh laskar wanara Rama kecuali Hanuman.

Indrajit mustahil dikalahkan kecuali dengan bocoran rahasia intelijen dari Wibisana yang tahu titik kelemahan putra Rahwana tak terkalahkan itu.

Menurut selera saya yang sudah barang tentu subyektif, kisah Indrajit versi Wayang Purwa relatif lebih menarik karena lebih penuh lekuk-liku konstelasi dramatisasi narasi.

Di dalam versi Wayang Purwa, Indrajit bukan putra kandung Rahwana, melainkan hasil ciptaan Wibisana.

Saat itu istri Rahwana yang bernama Dewi Kanung sedang mengandung bayi perempuan reinkarnasi seorang pertapa wanita bernama Widawati.

Rahwana bersumpah akan menikahi putrinya itu jika kelak lahir, karena Widawati merupakan cinta pertamanya.

Ketika Dewi Kanung melahirkan, Rahwana sedang berada di luar istana. Wibisana menyulik bayi perempuan tersebut dan dihanyutkan ke sungai dalam peti terbawa arus sampai ke Kerajaan Mantili dan ditemukan oleh raja negeri tersebut yang bernama Janaka.

Janaka memungut bayi putri Rahwana tersebut sebagai anak angkat dengan diberi nama Sinta. Sementara itu, Wibisana menciptakan bayi laki-laki dari segumpal awan yang diberi nama Indrajit.

Bayi Indrajit diserahkan kepada Rahwana. Rahwana kecewa dan berniat membunuh Indrajit. Ternyata semakin dihajar Indrajit justru semakin sakti mandraguna.

Rahwana berubah pikiran dan akhirnya mengakui Indrajit sebagai anak. Indrajit kemudian bertempat tinggal di Kasatrian Bikukungpura.

Istrinya seorang bidadari bernama Dewi Indrarum. Dalam perang melawan bala tentara Rama, Indrajit mengerahkan pusaka Nagapasa.

Muncul ribuan ular menyerang pasukan Wanara. Namun semua itu dapat dihadang oleh burung Garuda ciptaan Laksmana.

Indrajit kemudian mengerahkan ilmu Sirep Begananda, membuat Rama, Laksmana, dan seluruh laskar mereka roboh tak berdaya. Mereka tertidur bagaikan orang mati.

Hanya Wibisana dan Hanoman yang tetap terjaga. Hanoman berangkat ke Gunung Maliyawan untuk mengambil tanaman Sandilata, sementara Wibisana menghadapi Indrajit. Wibisana berkisah asal usul Indrajit yang sebenarnya.

Indrajit akhirnya sadar bahwa selama ini ia bersalah telah membela angkara murka Rahwana. Indrajit meminta agar Wibisana mengembalikan dirinya ke asal-muasalnya.

Indrajit kemudian bersila demi mengheningkan cipta, sedangkan Wibisana melepaskan pusaka Dipasanjata ke arahnya. Tubuh Indrajit musnah seketika, dan kembali menjadi awan putih di angkasa.

Pada hakikatnya Indrajit versi Ramayana dan Wayang Purwa adalah keterbalikan 180 derajat dari Indrajit versi Rahwanayana.

Maka Indrajit versi Rahwanayana merupakan tokoh baik, bahkan pahlawan Kusuma Bangsa yang siap tanpa pamrih mengorbankan diri demi membela Tanah Air Angkasa dirinya dari serangan musuh.

Kenisbian Indrajit mirip Pangeran Diponegoro yang dijunjung tinggi sebagai pahlawan nasional oleh bangsa Indonesia. Namun sebaliknya dianggap teroris yang harus ditangkap dan diasingkan oleh VOC sebagai lembaga bisnis kaum kolonialis Belanda.

Sama halnya, Westerling yang dianggap sebagai penjahat perang oleh bangsa Indonesia malah memperoleh anugerah bintang keperwiraan militer dari Kerajaan Belanda.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/12/30/200000565/kenisbian-indrajit-berdasar-tiga-versi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke