Gencatan senjata diperpanjang untuk membebaskan lebih banyak tahanan perang dari kedua pihak, Hamas dan Israel.
Diberitakan Reuters (27/11/2023), gencatan senjata pertama kali dimulai pada Jumat (24/11/2023) pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata selama empat hari melalui perundingan yang ditengahi oleh Qatar, AS, dan Mesir.
"(Selama gencatan senjata) tidak akan ada serangan apa pun. Tidak ada gerakan militer, tidak ada ekspansi, tidak ada apa-apa," ujar Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed Al-Khulaifi.
Gencatan senjata ini dilakukan untuk membebaskan 50 wanita, anak-anak, dan remaja di bawah usia 19 tahun asal Israel yang disandera Hamas.
Sebagai gantinya, mereka ditukar dengan 150 wanita dan remaja Palestina yang ditahan Israel.
Kesepakatan ini juga membuat lebih banyak bantuan darurat dan bahan bakar masuk ke Gaza.
Setelah gencatan senjata berakhir pada Senin (27/11/2023), pihak Hamas dan Israel sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari lagi.
Alasan gencatan senjata diperpanjang
Gencatan senjata antara Hamas dan Israel diperpanjang selama dua hari di beberapa jam sebelum gencatan senjata pertama berakhir pada hari Senin.
“Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari mediasi yang sedang berlangsung, kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansar, dikutip dari Al Jazeera (27/11/2023).
Keputusan perpanjangan masa gencatan ini disambut oleh keluarga di seluruh wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Tidak hanya mengembalikan para tahanan, gencatan senjata membuat warga Palestina di Jalur Gaza mendapatkan bantuan. Ini terutama bagi mereka yang terluka, mengungsi, kelaparan, atau dalam situasi sulit.
Menjelang perpanjangan masa gencatan senjata, Hamas harus membuat daftar sandera baru yang diusulkan untuk dibebaskan dan harus disetujui oleh Israel.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan tiga kali lipat jumlah tahanan Palestina.
Pertukaran tahanan tersebut sejauh ini terfokus pada perempuan dan anak di bawah umur dari Israel dan Palestina.
Dilansir dari AP News (24/11/2023), mereka yang dibebaskan merupakan perempuan dan anak di bawah umur.
Sandera yang dibebaskan Hamas merupakan bagian dari 240 orang yang ditahan selama perang sejak awal Oktober 2023.
Sebaliknya, Israel dikabarkan menahan hampir 7.000 warga Palestina yang dituduh atau dihukum karena pelanggaran keamanan.
Sejalan dengan gencatan senjata, Israel juga mengizinkan lebih banyak bahan bakar dan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Hamas mengatakan ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan dan bahan bakar diizinkan memasuki Gaza setiap hari sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Pasokan tersebut juga untuk pertama kalinya akan mencapai wilayah Gaza utara yang menjadi fokus serangan darat Israel.
Gencatan senjata membuat pertempuran berhenti sementara. Jet dan pasukan Israel menahan tembakan, sementara tentara Hamas menahan diri untuk tidak menembakkan roket.
Hamas mengatakan pesawat-pesawat tempur Israel akan berhenti terbang di atas Gaza selatan selama gencatan senjata dan selama enam jam setiap hari di wilayah utara.
Sayangnya, kabinet di Israel justru menyatakan akan melanjutkan serangan terhadap Hamas di Gaza segera setelah gencatan senjata berakhir.
Sementara Hamas mengatakan mereka tetap bersiap untuk mengambil tindakan yang diperlukan selama gencatan senjata.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/28/170000065/alasan-gencatan-senjata-hamas-israel-di-jalur-gaza-palestina-diperpanjang