Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Muhammad Dwi Putra, Peraih Medali Emas Pertama Indonesia di Asian Games 2023

Dilansir dari Kompas.com, Senin (25/9/2023), emas pertama Indonesia tersebut diraih Muhammad Sejahtera Dwi Putra melalui cabang olahraga (cabor) menembak di nomor 10 meter running putra pada Senin (25/9/2023).

Ia berhasil unggul dari atlet Vietnam Huu Vuong Ngo. Sementara medali perunggu dari cabang ini diraih oleh You Jin-jeong asal Korea Selatan.

Sebelumnya, Muhammad Sejahtera adalah peraih medali perak Asian Games 2018 di nomor yang sama.

Lantas, seperti apa profil Muhammad Sejahtera Dwi Putra?

Profil Muhammad Sejahtera Dwi Putra

Muhammad Sejahtera Dwi Putra atau yang biasa disapa Tera ini merupakan petembak muda yang berasal dari Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dilansir dari Antara, Muhammad Sejahtera Dwi Putra lahir di Jakarta, 13 April 1997 dan saat ini ia berusia 26 tahun. Meski terlahir di Jakarta, sejak kecil ia tinggal di daerah Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan suami-isteri Andrizal dan Bethmiyati.

Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Pertanian, dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Tera mulai mengenal olahraga menembak sejak berusia 17 tahun, saat ia mulai berkuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 2014.

Di UNJ ia mengambil jurusan olahraga dan setiap mahasiswa diwajibkan memilih cabang olahraga untuk ditekuni.

Meski begitu, olahraga menembak sejatinya bukan pilihan utamanya. Ia mengaku lebih tertarik pada sepak bola, futsal, dan bulutangkis.

Tera mulai bersentuhan dengan olahraga menembak pada semester pertama di UNJ ketika ada pencarian atlet untuk Pekan Olahraga Nasional (PON).

Sejak saat itulah, ia bertemu dengan Masruri, mantan atlet menembak yang kini menjadi pelatihnya.


Sempat tak menyukai menembak

Di balik prestasi yang membanggakan yang diraih oleh Muhammad Sejahtera Dwi Putra, siapa sangka ia mulanya tidak menyukai olahraga menembak. 

Ia mengaku terjun ke dunia menembak karena ketidaksengajaan.

”Pada 2014 atau ketika pertama kali masuk kuliah, ada pencarian atlet menembak, terutama nomor 10 meter running target. Saya coba ikut. Namun, setelah itu, saya tidak terlalu tertarik. Tapi, Pak Masruri (pelatih 10 meter running target) terus membujuk saya latihan lagi," kata Tera dikutip dari Kompas.id.

Berkat bujukan dari sang pelatih melalui pesan singkat, telepon, serta upayanya bertemu langsung, membuat pria berusia 26 tahun ini luluh.

"Saya akhirnya menggeluti olahraga ini,” lanjutnya.

Hasil latihan terus menerus yang dilakukan Putra pun membuahkan hasil.

Sekarang, namanya tercatat dalam tinta emas olahraga nasional sebagai salah satu atlet peraih medali di Asian Games, pesta olahraga terbesar di Asia.

Kegigihan Pelatih

Apa jadinya jika Masruri tidak membujuk Tera untuk kembali berlatih dan menekuni olahraga menembak. 

Masruri gigih untuk membujuk Tera untuk menekuni olahraga menembak karena menurutnya mendapatkan petembak muda berbakat, yang khusus di nomor running target sangat sulit di Indonesia.

Nomor pertandingan menembak target yang bergerak ini kurang populer, salah satunya karena butuh arena khusus dan hingga kini hanya ada di Jakarta, dan Palembang.

Masruri mengatakan pada saat percobaan menembak pertama Tera saat jadi mahasiswa baru di UNJ, hasilnya memang tidak bagus.

Tapi Masruri melihat bahwa karakter Tera bagus sebagai seorang petembak.

Karakternya tenang

Sifat Tera yang pendiam dan cenderung acuh terhadap kondisi sekelilingnya akan bermanfaat karena dia bisa lebih fokus pada menembak ketika jadi atlet.

“Awalnya dia tidak mau, tapi saya yakin anak ini bakalan bagus karena cuek dengan keadaan sekitarnya. Akhirnya saya terus SMS dia untuk datang latihan,” kata Masruri dikutip dari Antara. 

Membina atlet muda juga menjadi latihan kesabaran buat Masruri. Ia masih ingat saat Kejuaraan Nasional (Kejurnas) pertama untuk Tera yang gagal total sebelum pertandingan dimulai.

“Latihan resmi dia ada, tapi mendadak sakit disengat kalajengking jadi batal tanding. Saya merasa jengkel juga waktu itu, tapi saya tetap bilang sama dia tolong latihan, tolong latihan,” katanya.

Berbagai pengorbanan bagi Masruri juga menjadi motivasi untuk berhasil membina atlet-atlet muda Indonesia.

“Motivasi saya sebagai pelatih harus menciptakan atlet yang nantinya prestasinya di atas saya,” ujarnya.

Berkat ketekunan pelatih dan kerja keras atlet, kemenangan menjadi sejarah indah bagi Tera dan Masuri, dan juga Indonesia.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/25/152609265/profil-muhammad-dwi-putra-peraih-medali-emas-pertama-indonesia-di-asian

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke