Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil dan Sepak Terjang Marga T, Novelis "Badai Pasti Berlalu" yang Meninggal pada Usia 80 Tahun

KOMPAS.com - Novelis Indonesia Margaret Caecilia Lee atau yang lebih dikenal dengan nama Marga T meninggal dunia.

Marga T meninggal pada usia 80 tahun di Rumah Sakit Cabrini, Malvern, Australia pada Kamis (17/8/2023) waktu setempat atau sekitar pukul 16.43 WIB.

"Kabar dari suami, Marga T meninggal di Rumah Sakit Cabrini, Malvern, Australia," ucap editor di PT Gramedia Pustaka Utama Anastasia Mustika Widjaja saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/8/2023) malam.

Informasi meninggalnya Marga T juga disampaikan oleh akun resmi Instagram dan Twitter Gramedia Pustaka Utama, penerbit yang banyak menerbitkan karya Marga T.

"Dunia literasi berduka. Salah satu penulis prolifik terbaik yang dimiliki Indonesia—Marga T, berpulang," tulis akun Gramedia.

Diketahui, Marga T merupakan penulis novel yang populer sejak 1970-an.

Sejumlah karyanya bahkan sudah diadaptasi menjadi film, sinetron, hingga lagu.

Berikut ini profil Marga T:

Ia menempuh pendidikan di sekolah dasar (SD) pada 1956, SMP (1959), dan SMA (1962).

Marga T kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta hingga lulus dan mendapatkan gelar dokter.

Sosok Marga T mulai tertarik dengan dunia kepenulisan sejak berusia 14 tahun dengan mulai menulis di majalah sekolahnya.

Selanjutnya pada usia 21 tahun, cerpen pertamanya berjudul "Kamar 27" muncul di surat kabar.

Ia lalu menghasilkan buku pertamanya pada usia 26 tahun berjudul "Rumahku adalah Istanaku" yang merupakan cerita anak-anak pada 1969.

Cerita bersambungnya yang kemudian populer "Karmila" ditulis saat ia masih duduk di Fakultas Kedokteran.

Cerita tersebut kemudian terbit sebagai novel pada 1973.

Sosok pekerja keras

Marga T dikenal sebagai sosok pekerja keras dan disiplin. Ia memiliki komitmen kuat untuk mengarang dengan rutin menulis setiap empat hingga lima jam setiap harinya.

Sebagai penulis, ia juga selalu menyempatkan diri untuk membaca berbagai buku dari berbagai macam pengarang lain.

Baginya, “Masyarakat berhak memilih bacaan yang disukainya, tetapi penulis tidak. Ia harus membaca tulisan siapa pun”.

Selain "Karmila" novel yang berhasil melambungkan nama Marga T adalah "Badai Pasti Berlalu" yang terbit pada 1974.

Novel tersebut awalnya juga merupakan cerita bersambung yang terbit di Harian Kompas mulai 5 Juni-2 September 1972.

Novel tersebut diangkat ke layar lebar pada 1977 dan didaur ulang kembali pada 2007.

Novel dari Marga T yang lain yang juga meledak di pasaran yakni "Gema Sebuah Hati" yang diambil dari cerita bersambung Harian Kompas pada tahun 1974 dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Marga T telah menulis 80 cerita pendek, 50 cerita untuk anak, serta telah melahirkan sebanyak 38 novel.

Buku-buku Marga T tak hanya berkisah tentang cinta namun juga kisah misteri dan juga cerita satir.

Novel termutakhirnya yakni "Sekuntum Nozomi" terdiri dari lima seri.

Berikut ini beberapa karya Marga T::

https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/18/213932165/profil-dan-sepak-terjang-marga-t-novelis-badai-pasti-berlalu-yang-meninggal

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke