Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Guncang Selatan Jawa, Apa Itu Gempa Megathrust?

KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo (M) 6,0 mengguncang wilayah selatan Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (8/6/2023) pukul 00.04 WIB.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa memiliki parameter update dengan kekuatan M 5,8.

Episenter gempa berada di 9,15 derajat LS dan 110,64 derajat BT yang terletak di laut pada jarak 128 kilometer arah Selatan Gunungkidul, Yogyakarta pada kedalaman 46 kilometer.

Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa kali ini termasuk jenis gempa bumi dangkal.

Gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Termasuk gempa megathrust

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa di Selatan Jawa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

"Gempa M 5,8 di selatan DIY-Jawa Timur dengan mekanisme naik (thrusting)," kata Daryono dalam keterangannya, Kamis (8/6/2023).

"Ini menjadi ciri aktivitas gempa interplate di zona megathrust Selatan Jawa," tambahnya.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Daryono mengonfirmasi bahwa gempa tersebut termasuk gempa megathrust.

"Ya, tepat. Karena memang dari zonanya," jelas Daryono.

Apa itu gempa megathrust ?

Melalui akun Twitter pribadinya @DaryonoBMKG, Daryono memberi penjelasan soal gempa megathrust.

Kompas.com telah meinta izin kepada Daryono untuk menayangkan ulang cuitannya.

Ia menerangkan, gempa dapat disebut sebagai gempa megathrust jika berpusat di bidang kontak antarlempeng dengan kedalaman kurang dari 45-50 kilometer.

Bahaya gempa megathrust

Dilansir dari Kompas.com (11/4/2021), gempa megathrust dapat diartikan berdasarkan kata penyusunnya.

Mega memiliki arti besar, sedangkan thrust artinya adalah dorongan. Yang dimaksud dorongan adalah gerak sesar naik yang dapat menimbulkan gempa dan tsunami.

Tsunami akibat megathrust disebabkan karena daya dorong dari gempa ini menimbulkan gerakan vertikal besar di dasar laut.

Secara otomatis, gerakan tersebut menyebabkan volume air bergeser dalam jumlah besar lalu bergerak yang menyebabkan tsunami.

Meski begitu, tidak semua gempa megathrust menyebabkan tsunami karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika tsunami terjadi.

Di antaranya adalah:

  • Memiliki kekuatan yang besar.
  • Hiposenter yang dangkal.
  • Gerakan sesar naik.

Selain menyebabkan gempa dan tsunami, megathrust juga bisa menimbulkan longsor bawah permukaan air dari landas kontingen ke laut dalam.

Hal tersebut dapat diidentifikasi dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.

Segmen megathrust di Indonesia

Daryono menyampaikan, gempa akibat sesar aktif sebenarnya lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan ketimbang megathrust.

"Hanya saja sumber gempa megathrust mampu membangkitkan gempa dahsyat dengan magnitudo mencapai 8 atau bahkan 9," kata Daryono, dikutip dari Kompas.com (5/3/2021).

Ia mengatakan, gempa sesar aktif lebih sering terjadi di daratan, dekat perkotaan, bahkan tempat tinggal kita.

Namun, megathrust bersumber di laut sehingga gempa ini dapat menyebabkan tsunami.

Di Indonesia, megathrust  terdiri atas 13 segmen. Berikut daftarnya:

  • Barat Sumatra ada 6 segmen.
  • Selatan Jawa ada 3 segmen.
  • Selatan Bali hingga Sumba 1 segmen.
  • Utara Sulawesi 1 segmen.
  • Laut Maluku 1 segmen.
  • Utara Papua 1 segmen.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/08/084500665/guncang-selatan-jawa-apa-itu-gempa-megathrust-

Terkini Lainnya

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Bisakah Perjanjian Pranikah Atur Perselingkuhan Tanpa Pisah Harta?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 30-31 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

[POPULER TREN] Ini yang Terjadi jika Tidak Memadankan NIK dan NPWP | La Nina Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Misteri Mayat Dalam Toren di Tangsel, Warga Mengaku Dengar Keributan

Tren
China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

China Blokir “Influencer” yang Hobi Pamer Harta, Tekan Materialisme di Kalangan Remaja

Tren
Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Poin-poin Draft Revisi UU Polri yang Disorot, Tambah Masa Jabatan dan Wewenang

Tren
Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Simulasi Hitungan Gaji Rp 2,5 Juta setelah Dipotong Iuran Wajib Termasuk Tapera

Tren
Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Nilai Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024 di Atas Standar Belum Tentu Lolos, Apa Pertimbangan Lainnya?

Tren
Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Mulai 1 Juni, Dana Pembatalan Tiket KA Dikembalikan Maksimal 7 Hari

Tren
Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Resmi, Tarik Tunai BCA Lewat EDC di Retail Akan Dikenakan Biaya Rp 4.000

Tren
Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah

Tren
Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Ngaku Khilaf Terima Uang Rp 40 M dari Proyek BTS 4G, Achsanul Qosasi: Baru Kali Ini

Tren
Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Poin-poin Revisi UU TNI yang Tuai Sorotan

Tren
Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tak Lagi Menjadi Sebuah Planet, Berikut 6 Fakta Menarik tentang Pluto

Tren
Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Daftar 146 Negara yang Mengakui Palestina dari Masa ke Masa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke