Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Ras Kucing Tertua di Dunia, Ada yang Eksis sejak 3.000 Tahun Lalu

KOMPAS.com - Ras kucing tertua yang diketahui sampai dengan saat ini adalah Egyptian Mau.

Jenis ini merupakan satu-satunya ras kucing domestik berbintik alami, yang dianggap sebagai hasil mutasi genetik yang terjadi di Mesir kuno.

Dikutip dari Explore Cats, Egyptian Mau diperkirakan berasal dari Mesir kuno sejak lebih dari 3.000 tahun yang lalu. Nama kucing ini berasal dari kata Mesir kuno “Mau” yang berarti kucing.

Egyptian Mau dipuja oleh orang Mesir kuno dan sering dikaitkan dengan dewi Bastet, yakni dewi perlindungan, kesenangan, dan dewi kesehatan.

Ras Egyptian Mau termasuk jenis kucing yang langka. Namun, ada banyak peternak kucing yang berdedikasi untuk melestarikan dan mempertahankan ras unik ini.

Selain Egyptian Mau, diketahui ada beberapa ras kucing yang telah ada sejak lama. Dilansir Animal Wised, berikut beberapa di antaranya:

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Egyptian Mau merupakan ras kucing tertua di dunia.

Bahkan diperkirakan nenek moyang mereka pertama kali tercatat eksis sejak lebih dari 3.000 tahun yang lalu di Mesir Kuno.

Meski termasuk ras kuno, Egyptian Mau baru diperkenalkan di Amerika Serikat pada 1950-an atas perintah Putri Nathalie Troubetzkoy yang membawa tiga kucing dari Italia.

Mereka dengan cepat menjadi populer karena fisik dan kecantikan mereka yang elegan, karakternya yang sangat perhatian.

2. Japanese Bobtail

Japanese Bobtail menjadi kucing yang cukup disukai karena ekornya yang sangat pendek dan menyerupai kelinci.

Ras ini adalah hasil dari gen resesif yang ada pada mereka. Nenek moyangnya diperkirakan ada pada abad ke-5.

Namun, anak kucing Japanese Bobtail diperkenalkan ke Jepang sekitar 1.000 tahun yang lalu.

Selama bertahun-tahun, Japanese Bobtail telah menjadi ikon kucing jalanan Jepang, dan hingga hari ini, merupakan bagian penting dari cerita rakyat lokal Jepang.

Ras kucing tertua di dunia berikutnya adalah kucing Persia. Namun tidak ada konsensus ilmiah tentang kapan kucing Persia pertama kali hadir.

Meski demikian, diketahui bahwa spesimen pertama yang terdaftar, diimpor dari wilayah Khorasan (Persia Raya) ke Italia pada awal abad ke-17.

Ras kucing Persia yang ada saat ini sangat dipengaruhi oleh Anggora Turki dan telah ada sejak 1800-an setelah diperkenalkan ke masyarakat Inggris.

Karena penampilannya yang cantik dan karakternya yang penuh kasih sayang, Persia dengan cepat menjadi ras kucing paling populer di dunia.

4. Anggora Turki

Anggora Turki adalah ras alami yang berasal dari wilayah Ankara dekat pusat Turki. Di sana itu kucing ini bahkan dianggap sebagai harta nasional.

Diperkirakan ras ini diperkenalkan ke Eropa oleh bangsa Viking pada abad ke-10. Namun, baru mulai terdaftar secara resmi di beberapa tulisan Prancis abad ke-16.

Kucing Anggora yang paling berharga adalah yang berbulu putih penuh dengan dua mata berbeda warna (heterochromia). Meski sebenarnya mereka hadir dalam berbagai warna.

Kucing Norwegian Forest adalah salah satu ras tertua di dunia yang diturunkan dari kucing liar Nordik.

Diketahui nenek moyang kucing ini dibawa ke Eropa sekitar tahun 1.000 M oleh bangsa Viking.

Bangsa ini biasa memelihara kucing Norwegian Forest di kapal untuk membantu mengendalikan populasi tikus di atas kapal.

Kucing ini memiliki bulu panjang, tubuh besar, dan sangat lincah. Selain itu, mereka punya energi yang tinggi, sehingga mudah beradaptasi dengan baik di ruang terbuka.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/03/190000765/5-ras-kucing-tertua-di-dunia-ada-yang-eksis-sejak-3000-tahun-lalu

Terkini Lainnya

Video Viral Anak Kecil Menangis di Pinggir Waduk Usai Ayahnya Tenggelam, Ini Kata Polisi

Video Viral Anak Kecil Menangis di Pinggir Waduk Usai Ayahnya Tenggelam, Ini Kata Polisi

Tren
'Chicha': Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

"Chicha": Minuman Fermentasi dari Campuran Air Liur Manusia

Tren
Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

Tren
Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?

Tren
7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

7 Penyebab Sembelit pada Kucing Peliharaan, Pemilik Wajib Tahu

Tren
Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Ramai Keluhan SPBU Eror untuk Isi Pertalite dan Biosolar, Pertamina Jelaskan Penyebabnya

Tren
Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Daftar Negara yang Memiliki Hak Veto di Dewan Keamanan PBB

Tren
Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Tren
Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Tren
8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

Tren
Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Tren
Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Tren
Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Tren
Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Tren
Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke