Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Welas Asih Mengutamakan Kesejahteraan Rakyat

Secara tulus konsekuen dan konsisten, kedaulatan kebudayaan Bhutan gigih dipertahankan pada eksterior maupun interior bandara internasional Paro tanpa meninggalkan kesederhanaan sambil juga tanpa mengabaikan pelayanan terbaik kepada para turis.

Slogan “konsumen adalah raja” benar-benar diejawantahkan secara paripurna oleh kerajaan Bhutan dalam memperlakukan semua turis sebagai raja.

Mulai dari para pramugari bahkan pilot dan copilot di dalam pesawat maskapai kerajaan Brunei Drukair, pendorong kursi roda, petugas imigrasi, pengangkat bagasi, taksi driver, resepsionis, general manajer serta seluruh kerabat kerja hotel, pelayan restoran, dan pemandu wisata semua secara tulus dan ramah melayani para turis.

Bahkan polisi lalu lintas juga selalu tidak ja-im menjaga citra kewibawaan maka tersenyum ramah bukan secara profesional, namun benar-benar muncul tulus dari lubuk sanubari masing-masing.

Menarik adalah fakta tidak ada lampu merah-kuning-hijau pengatur lalu-lintas di Bhutan sebab semua diatur secara langsung berorerientasi pada kenyataan yang senantiasa berubah oleh manusia yang berperan sebagai polisi lalu lintas.

Dengan bahasa Inggris yang fasih, para pemandu wisata sudah terlatih untuk senantiasa ramah, sabar, dan santun menjawab segenap pertanyaan tentang Bhutan secara jelas dan jujur namun otentik sesuai kenyataan.

Apalagi tidak ada aib yang perlu ditutupi pada kerajaan Bhutan.

Tampaknya seluruh warga kerajaan Bhutan memang secara paripurna telah seksama dipersiapkan untuk secara terpadu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para wisatawan asing karena pariwisata merupakan industri pembawa devisa bagi kerajaan Bhutan.

Pariwisata Bhutan berupaya tidak terbatas hanya memuaskan, namun juga membahagiakan para wisatawan yang berkunjung ke Bhutan. Semua turis adalah tamu agung yang wajib diperlakukan sebagai VVIP oleh masyarakat Bhutan

Agenda pariwisata berkelanjutan merupakan inti sukma semangat pembangunan berkelanjutan kerajaan Bhutan tanpa mengorbankan alam dan menyengsarakan rakyatnya sendiri.

Misi dan visi pembangunan berkelanjutan kerajaan Bhutan pada hakikatnya sangat sederhana, yaitu welas-asih mengutamakan kesejahteraan rakyat.

Sungguh mengharukan, tatkala selama nyaris tiga tahun kerajaan Bhutan terpaksa menutup pintu gerbang warga asing masuk ke dalam kerajaan Bhutan akibat pagebluk Corona melanda dunia sejak awal 2020, Raja Bhutan Jigme Khesar Namgyal Wangchuk memberikan sumbangsih subsidi dana bagi para pekerja pariwisata mulai dari pelayan hotel sampai para pemandu wisata agar selama nyaris tiga tahun gegara pagebluk Corona tetap memiliki sumber nafkah untuk menyambung hidup.

Dengan seorang raja yang sedemikian konsisten dan konsekuen berbekal ajaran welas-asih sang Buddha tulus mengutamakan kesejahteraan rakyatnya maka tidaklah mengherankan pendidikan serta pelayanan kesehatan gratis sudah merupakan bagian melekat secara hakiki seolah kodrati pada kehidupan rakyat negara monarkis seperti kerajaan Bhutan masa kini.

Apabila Bhutan bisa, maka pasti Indonesia dengan kemampuan ekonomi jauh lebih besar pasti lebih bisa menyejahterakan rakyatnya. Jika mau pasti bisa. Jika tidak bisa berarti sekadar tidak mau belaka.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/11/202934065/welas-asih-mengutamakan-kesejahteraan-rakyat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke