Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Jamur Kapang yang Muncul di Baju Bekas Impor, Apa Itu?

Unggahan tersebut dibuat oleh akun ini pada Minggu (19/3/2023).

Dalam unggahan tersebut, terlihat Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan sedang membakar barang-barang seperti tas dan beberapa pakaian.

Selain itu, dalam unggahan video itu disertai dengan narasi yang mengatakan tentang jamur yang mudah tumbuh di baju bekas impor yang merupakan jamur kapang.

Pengunggah menjelaskan bahwa jamur kapang dapat menimbulkan efek gatal-gatal, alergi, iritasi, hingga infeksi.

"Bahaya jamur kapang pakaian impor bekas. #JurusJituGlowing #jamurkapang #bahayathrifting #bahayapakaianbekasimpor #fyp? #partaiamanatnasional #thriftingtips #zulkiflihasan," tulis pengunggah.

Respon warganet

Beberapa warganet ikut berkomentar terkait dengan pakaian bekas impor tersebut.

Ada beberapa yang pernah mengalami efek setelah menggunakan pakaian bekas impor, namun ada juga yang mengatakan bahwa kondisinya baik-baik saja.

"Percaya ga percya, aku kena rinitis gegara pernah diajak tmn ke pasar trifth," ungkap seorang warganet dengan akun @siwcapri.

"10 tahu pake barang thrift belum pernah ketemu begituan sih," kata akun @vio.beauty.

"Eh sumpah gue dulu beberapa kali ngethrift, punggung gue lgsg banyak jerawat. SKrg ga pernah beli malah ilang jerawat nya," ungkap akun @nuckyyyyyyy.

Lantas, apa itu jamur kapang dan benarkah berbahaya bagi kesehatan?

Penjelasan dokter

Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Ismiralda Oke Putranti menjelaskan, jamur kapang adalah jamur yang biasanya tumbuh di makanan basi atau pakaian-pakaian yang bekas dan lembab.

"Jamur kapang berasal dari jamur Ascomycetes dan berbahaya jika terhirup manusia," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (21/3/2023).

Jamur dapat berkembang biak dengan menghasilkan spora mikroskopis yang mirip dengan benih yang dihasilkan tanaman. Banyak spora berukuran sangat kecil sehingga mudah melayang di udara.

Jika seseorang secara tidak sengaja menghirup jamur kapang, maka bisa menyebabkan batuk, memunculkan reaksi alergi pada kulit, hingga bisa menimbulkan iritasi.

Ada beberapa jenis jamur yang bisa menimbulkan infeksi pada kulit, yaitu jamur-jamur yang berasal dari golongan trichophyton, microsporum, epidermophyton, dan malassezia.

Prinsipnya, elemen jamur yang melekat pada pakaian bekas bisa jadi merupakan jamur yang berasal dari pemilik sebelumnya. Sehingga bisa memunculkan risiko untuk ditularkan ke orang lain secara tidak langsung.

"Tidak hanya jamur, kutu juga bisa melekat di pakaian bekas," ucapnya.

Sementara itu, Laboran laboratorium patologi klinik Universitas Muhamadiyah (UM) Surabaya, Lihabi menjelaskan bahwa pakaian bekas dan sepatu bekas dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, terutama pada kesehatan kulit.

“Beberapa hasil penelitian menyebut sampel pakaian bekas mengandung jamur kapang atau khamir, bakteri Staphylococcus aureus, bakteri Escherichia coli, dan virus,” ujarnya dilansir dari laman resmi UM Surabaya.

Dalam penjelasannya, Lihabi menjelaskan 4 bahaya bakteri apabila menempel pada tubuh manusia.

1. Mengandung bakteri Stapylococcus aureus

Pertama, pakaian bekas mengandung bakteri Stapylococcus aureus. Bakteri ini bisa menempel pada pakaian kotor dan mampu menyebar ke pakaian lain.

Bakteri Stapylococcus aureus merupakan jenis bakteri yang berbahaya dan bisa menyebabkan infeksi kulit atau meracuni makanan. Bakteri yang menempel pada kain berpotensi tumbuh menjadi penyakit berbahaya.

“Proses penyebaran bakteri ini dapat terkontaminasi dalam aktivitas sehari-hari, dan sering kali tidak disadari. Baju bekas ini kan tidak tau asal usulnya, bisa jadi sudah diganti dari orang ke orang yang lain yang bisa menjadi tempat hidup bakteri Staphylococcus aureus, E Coli, Klebsiella pneumoniae, dan Pseudomonas,” tegas Lihabi lagi.

2. Mengandung bakteri Scherichia coli

Kedua, adanya bakteri Scherichia coli yang merupakan sekelompok jenis bakteri sama seperti bakteri jenis lain.

Bakteri ini memiliki bentuk yang tak kasat mata dan hanya bisa dilihat dengan menggunakan bantuan mikroskop.

Bakteri E coli berasal dari usus, baik usus manusia maupun usus hewan berdarah panas.

3. Ancaman virus HPV

Ketiga, ada jenis virus yang ditemukan pada pakaian bekas, yakni virus jenis HPV (Human Papilloma Virus).

HPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi di permukaan kulit, seperti kutil yang merupakan tumor jinak.

Kendati demikian, virus ini harus tetap di waspadai karena dapat menginfeksi kulit sehingga menimbulkan benjolan dan pertumbuhannya cepat.

4. Mengandung jamur kapang

Ketiga, di pakaian bekas terdapat jamur kapang yang disebabkan oleh udara yang lembab dan kurangnya aliran udara.

Jamur ini memiliki ciri-ciri berwarna putih atau terkadang berwarna hitam kehijauan yang beraroma khas seperti bau apak serta bau tanah. Keberadaan jamur kapang biasanya berada di permukaan pakaian dan bisa dilihat dengan mata telanjang.

Beberapa penyakit yang muncul akibat dari paparan jamur kapang ini antara lain, seperti gatal-gatal dan reaksi alergi pada kulit, efek beracun iritasi, hingga infeksi karena pakaian tersebut melekat langsung pada tubuh.

“Jamur kapang bisa beracun dan tentunya berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, jamur ini tidak akan hilang walaupun pakaian tersebut sudah direndam dengan air panas dan dicuci berkali-kali,” pungkasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/21/200500465/ramai-soal-jamur-kapang-yang-muncul-di-baju-bekas-impor-apa-itu-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke