Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Modus Penipuan dengan Suara Mirip Customer Service, Ini Saran dari Pakar

KOMPAS.com - Belakangan ini modus penipuan semakin marak terjadi. Ada berbagai cara oknum penipu mencoba mengelabui korban mereka.

Terbaru, modus penipuan yang melibatkan jasa paket kembali viral di media sosial Twitter. Kali ini, modus penipuan tersebut mengatasnamakan perusahaan besar yang berbasis di luar negeri.

Aiko Aybe (25), bukan nama asli, menceritakan pengalaman modus penipuan yang dialaminya melalui akun Twitter pribadinya pada Sabtu (10/12/2022).

"Pas banget baca tadi tau2 sore di telpon jg cuma pke nmer kantor sih bedanya. Buat mas FedEx yg tdi nelpon jgn lupa nelpon lagi yah klo paket ayy nyampe. entah drmana lah nyampe nya juga," jelasnya.

Hingga Selasa (13/12/2022), unggahan modus penipuan via telepon tersebut telah dibagikan dan disukai oleh ratusan pengguna Twitter.

Cerita korban penipuan

Saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Minggu (11/12/2022), Aiko menceritakan awal mula penipu itu beraksi menghubunginya.

Menurutnya, modus para penipu saat ini sudah semakin canggih.

"Awalnya itu suara mirip suara mesin penjawab. Terus disuruh mencet nomor 2 buat ke customer service," terang dia.

Saat tersambung ke customer service, Aiko mulai curiga dengan percakapan yang disampaikan.

Dia juga membagikan potongan rekaman pembicaraan mereka.

Dalam rekaman itu, oknum penipu diduga mengaku sebagai orang Taiwan. Namun, percakapan keduanya menggunakan Bahasa Indonesia.

Penipu menginformasikan bahwa Aiko mengirimkan paket dari Indonesia ke Taiwan. Padahal Aiko sendiri tidak pernah mengirimkan paket apapun.

Meskipun demikian, Aiko mengaku tidak sampai memberikan sejumlah dana kepada penipu tersebut.

"Enggak sampai diarahkan ke transfer uang. Mungkin dia keburu lelah juga," ujarnya.

Aiko juga mengaku tidak mengerti dari mana oknum tersebut mendapatkan nomor pribadinya.

Saran pakar soal maraknya modus penipuan

Pakar Keamanan Siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan bahwa modus penipuan kerap memanfaatkan cara yang paling dipercaya oleh masyarakat.

"Kalau rekayasa sosial memang penipu menggunakan tema yang paling umum dan bisa dipercaya oleh banyak orang seperti menjadi kurir, petugas bank, kepolisian atau layanan pemerintah lainnya," terang Alfons, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Senin (12/11/2022) malam.

Oleh sebab itu, dia menyarankan agar masyarakat tidak mudah percaya pada hal bombastis yang kerap ditawarkan oleh penipu.

Selain itu, Alfons juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh pada hal apapun yang diminta oleh para penipu.

"Jangan pernah menjalankan lampiran apapun yang dikirimkan melalui WhatsApp, e-mail atau sarana komunikasi lainnya," kata dia.

Untuk mengatasi modus penipuan tersebut, Alfons membagikan beberapa tip.

Pertama, Anda bisa segera memblokir nomor penipu tersebut. Atau, Anda juga bisa menggunakan bantuan teknologi untuk mengidentifikasi nomor penipu agar tidak kembali menghubungi Anda.

"Gunakan aplikasi True Caller yang akan otomatis mengidentifikasi dan memblok spammer dan penipu meskipun nomor tersebut belum ada di kontak kita," tandas dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/13/163000665/ramai-soal-modus-penipuan-dengan-suara-mirip-customer-service-ini-saran

Terkini Lainnya

Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa akibat Efek Samping Pengobatan Kanker

Tren
Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Cara Menyosialisasikan Anak Kucing agar Mengenali Lingkungan dengan Baik

Tren
Ban 'Botak' Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Ban "Botak" Diukir Ulang Bisa Hemat Pengeluaran, Amankah Digunakan?

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Tren
Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Kemenkes Pastikan Peserta BPJS Kesehatan Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Ini Caranya

Tren
Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Gletser Terakhir di Papua Diperkirakan Akan Hilang Sebelum 2026

Tren
Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Link, Cara, dan Syarat Daftar IPDN 2024, Lulus Bisa Jadi PNS Kemendagri

Tren
Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Sudah Bayar Tunggakan Iuran, Apakah BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

6 Dokumen yang Harus Dipersiapkan untuk Mendaftar Sekolah Kedinasan, Apa Saja?

Tren
Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tips Latihan Beban untuk Pemula agar Terhindar dari Cedera

Tren
6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

6 Olahraga yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi, Apa Saja?

Tren
PKS Disebut 'Dipaksa' Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

PKS Disebut "Dipaksa" Berada di Luar Pemerintahan, Ini Alasannya

Tren
Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Hitam Selama Sebulan

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 16-17 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke