Kebiasaan Hidup yang Menandakan Kita Kurang Cerdas, Apa Saja?

Seperti twit dari komedian Ricky Gervais, "When you are dead, you do not know you are dead. It's only painful & difficult for others. The same applies when you are stupid (Ingat, ketika kamu mati, kamu tak tahu kalau kamu mati. Hal tersebut hanya dirasakan menyakitkan oleh orang di sekitarmu. Hal serupa terjadi ketika kamu bodoh)."

Meski biasanya kelebihan dan kekurangan kecerdasan susah dideteksi, namun ada beberapa kebiasaan hidup sehati-hari yang bisa menandakan bahwa kita memang kurang cerdas, dilansir dari Psychology Today (16/5/2016).

Beberapa kebiasaan ini mungkin terkadang juga dilakukan oleh mereka yang cerdas atau pintar. Namun mereka yang kurang cerdas, melakukannya lebih banyak atau lebih sering.

Apa saja kebiasaan hidup yang bisa menandakan kita kurang cerdas itu?

1. Sering salah menulis dan melafalkan kata

Sering salah melafalkan atau menulis sebuah kata, bisa menjadi tanda bahwa kita kurang cerdas. Semisal jika di dalam bahasa Inggris, etcetera disebut excetera, atau jewelry disebut jewlery.

Kadang, salah melafalkan atau menulis bisa menjadi tanda kita kurang fokus karena tengah memiliki banyak beban pikiran atau pekerjaan.

Namun jika hal ini sering terjadi, bisa jadi karena kita memang tidak paham bagaimana ejaan yang benar.

2. Sering ngotot benar padahal salah

Apakah Anda sering beradu argumen? Coba ingat-ingat kembali, ketika Anda melakukan itu, apakah Anda lebih sering benar atau salah?

Ketika kesalahan sering kali ada di pihak Anda, bisa jadi itu salah satu tanda Anda kurang memahami banyak hal dan hanya mengedepankan ego semata.

3. Melupakan area abu-abu

Jika Anda bukan ahli, dan Anda cukup pintar untuk mempertimbangkan semua risiko, Anda tak akan melupakan area abu-abu.

Dalam artian, Anda tak akan berani memastikan satu hal benar atau salah, aman atau tidak. Kecuali Anda memang memiliki bukti sains yang kuat.

Nah, mereka yang kurang cerdas, tidak akan mempertimbangkan area abu-abu ini.

4. Terlalu sering mempercayai mitos

Masih dari sumber yang sama, Psychology Today, mereka yang kurang cerdas biasanya selalu mempercayai begitu saja mitos-mitos yang beredar di masyarakat.

Seperti percaya kalau angka 13 adalah angka sial, atau percaya jika kucing hitam membawa malapetaka.

5. Sok tahu akan banyak hal

Dilansir dari The Life Virtue, salah satu ciri orang yang kurang cerdas justru mereka selalu merasa pintar dengan sok tahu akan banyak hal.

Di mana pun ia berada, di tengah kalangan sosial mana pun, mereka akan selalu berusaha menguasai perbincangan dengan sok tahu akan banyak hal. 

6. Berpikiran tertutup

Orang yang kurang cerdas akan menganggap kebenaran sesuai versinya sendiri. Ia tak bisa menerima perubahan baru yang bertentangan dengan apa yang sudah diyakininya selama bertahun-tahun.

Imbasnya bagi orang lain, tipe seperti ini akan mudah menghakimi orang lain berdasarkan apa yang menjadi kebenaran menurut pikirannya sendiri.

7. Melakukan kesalahan yang sama berulang kali

Bisa jadi, melakukan kesalahan yang sama berulang kali meski di satu waktu ia sudah seolah menyadari dan meminta maaf, bukanlah watak namun sebuah bentuk kebodohan.

Semisal, mengkhianati teman atau pasangan.

Orang yang kurang cerdas biasanya akan mengulang kesalahannya berulang kali hanya karena ia tak menyadari bahwa pilihannya itu bisa menimbulkan berbagai risiko negatif atau kerusakan. Hal ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menganalisa.

Tanda orang lain menganggap kita bodoh

Itulah 7 kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang kurang cerdas. Sayangnya, tak banyak dari pemilik kebiasaan itu yang menyadari bahwa mereka kurang cerdas.

Nah, lantas bagaimana kita bisa mengerti kalau kita kurang cerdas dan mengganggu orang lain?

Masih dari The Life Virtue, kita mungkin tergolong kurang cerdas jika hal-hal di bawah ini sering terjadi pada kita:

1. Orang sering kasar atau sarkas kepada kita.
2. Banyak orang sering menghindari kita.
3. Ketika kita berbicara hal yang menurut kita menarik, orang sering menertawakan.
4. Orang di sekitar sering tak menyangka jika kita bisa sukses dalam pekerjaan dalam suatu waktu.
5. Tak banyak orang meminta bantuan kepada kita.
6. Sebaliknya, tak banyak orang juga yang akan suka rela membantu kita.
7. Tak banyak orang akan menganggap kita dengan serius, alias mengabaikan kita. Misalnya dengan tak menanggapi omongan kita.