Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bertemu Ular di Dalam Rumah? Jangan Dibunuh!

KOMPAS.com - Ular merupakan kelompok hewan reptil yang kerap ditakuti oleh masyarakat.

Sebab, sebagian ular mengandung bisa beracun. Jika terpatuk atau tergigit, risikonya adalah kematian.

Itulah sebabnya masyarakat sering panik saat bertemu ular. Terlebih, jika ular ditemukan di dalam rumah.

Tak jarang, beberapa memilih untuk membunuh ular ketika dalam posisi ketakutan dan panik.

Lantas, apakah membunuh ular dibenarkan?

Tidak dibenarkan membunuh ular

Ketua Umum Exotic Animals Lovers (Exalos) Kopral Satu Janu Wahyu Widodo mengatakan bahwa tidak dibenarkan membunuh ular.

Alasannya, ular memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

"Tidak dibenarkan membunuh ular, karena ular merupakan bagian dari rantai makanan untuk keseimbangan ekosistem," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/10/2022).

Menurut Janu, ular cenderung bersembunyi di antara barang bila masuk dalam rumah.

Selain itu, ular akan menghindari manusia jika bertemu di luar rumah atau di jalan.

"Pada dasarnya mereka (ular) bukan tipe penyerang, melainkan bertahan," jelas dia.

Ular hanya mencari makan

Ia mengatakan, ular masuk ke dalam rumah tak lain untuk mencari makan atau hanya tersesat.

Dijelaskan langkah-langkah mencegah ular masuk ke dalam rumah, antara lain:

  • Melakukan bersih lingkungan sehingga rumah tidak dijadikan sebagai tempat atau sarang tikus
  • Tutup lubang yang bisa digunakan untuk jalan masuk ular
  • Potong ranting yang menjulang ke genting atau jendela
  • Berikan pengharum ruangan karena ular tidak suka pada bau wangi
  • Pelihara kucing untuk alarm alami
  • Jangan bunuh predator ular, yaitu biawak, musang, dan burung predator.

Janu mengimbau, apabila menemukan ular masuk ke dalam rumah sebaiknya kita tetap berusaha tenang.

"Singkirkan dengan alat seadanya atau pantau kemudian laporkan pada team snake rescue atau pemadam kebakaran," tandasnya.

Kembalikan ular ke habitatnya, jangan dibunuh

Dilansir dari laman sahabat.ugm.ac.id, Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Donan Satria Yudha juga mengungkapkan hal yang sama.

Jika menemukan ular, baik di jalan atau di dalam rumah sebaiknya tidak dibunuh. Sebaliknya, dikembalikan ke habitatnya di alam liar.

"Ular yang masuk ke pekarangan menandakan banyak lahan sudah dikonversi, kondisi hutan habitat mereka sudah rusak. Kita sebaiknya menciptakan habitat buatan. Disediakan lahan untuk mereka," kata Donan.

Menurutnya, ular yang terlanjur masuk ke dalam rumah sebaiknya tidak dibunuh atau diganggu, namun perlu dikendalikan atau ditangkap untuk dilepas kembali.

Namun saat proses penangkapan ular, sebaiknya tidak dengan menyentuh langsung dengan tangan, tapi menggunakan alat berupa tongkat kayu atau bambu untuk dimasukkan ke dalam kantung kain.

"Usahakan kepala ular jauh dari posisi kaki kita," katanya.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/30/130500665/bertemu-ular-di-dalam-rumah-jangan-dibunuh-

Terkini Lainnya

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke