Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Pemakaian Botol untuk Alat Inhalasi Hidrogen, Ini Tanggapan Dokter

KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan sekumpulan perempuan memakai alat berselang dari botol yang disebut untuk inhalasi hidrogen, viral di media sosial pada Minggu (4/9/2022).

Video berdurasi 29 detik tersebut salah satunya diunggah oleh akun ini.

Mereka tampak menghirup udara dari dalam botol melalui selang bening. Hal tersebut diklaim agar tubuh makin sehat.

Selain itu, air hidrogen yang ada dalam botol juga diklaim bisa membantu mencegah dan memulihkan tubuh dari 170 macam penyakit.

Hingga Senin (5/9/2022), video itu sudah ditonton sebanyak 849.000 kali dan disukai sebanyak lebih dari 6.300 kali oleh pengguna twitter lainnya.

Lantas, bagaimana tanggapan dokter mengenai hal ini?

Penjelasan dokter

Menanggapi hal itu, ahli paru sekaligus Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Erlang Samudero Sp.P(k) menjelaskan bahwa alat yang muncul pada video viral itu bukanlah alat untuk inhalasi hidrogen.

"Kayaknya bukan (alat inhalasi hidrogen), ini cuma air dipanaskan jadi uap saja atau dikompresi jadi uap," ujar Erlang, saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Ia menambahkan, alat tersebut tidak ada manfaat atau kegunaannya bagi kesehatan.

"Kalau untuk kesehatan enggak ada gunanya, kalau dilarang pakai juga enggak," lanjut dia.

Menurut Erlang, proses inhalasi hidrogen ada baiknya dilakukan di rumah sakit saja.

Sebab, alat-alat di rumah sakit sudah jelas untuk kebutuhan medis.

Sementara itu, Erlang menjelaskan bahwa inhalasi hidrogen adalah proses medis untuk menghirup oksigen dalam suatu selang yang biasanya dipakai pada pasien asma.

Pada pasien asma, metode ini dipakai untuk mengurangi peradangan pada saluran napas.

"Inhalasi gidrgen pada dasarnya aman dan beberapa penelitian mengungkapkan ada manfaat sebagai anti oksidan dan anti inflamasi atau peradangan," ujar Erlang.

Selain itu, metode ini juga bisa digunakan pada orang sehat untuk mengurangi penuaan.

Stres oksidatif yang persisten adalah salah satu penyebab utama sebagian besar penyakit terkait gaya hidup, kanker, dan proses penuaan.

Untuk prosesnya, gas hidrogen dapat dihirup dengan mengalirkan gas hidrogen melalui sirkuit ventilator, sungkup muka atau kanula hidung.

Karena gas hidrogen yang dihirup bekerja lebih cepat, mungkin cocok untuk pertahanan melawan stres oksidatif akut.

Secara khusus, menghirup gas tidak mempengaruhi tekanan darah, tekanan darah meningkat dengan infus dapat menyebabkan hambatan serius selama pengobatan infark miokard.

Gas hidrogen tidak menimbulkan risiko ledakan di udara dan oksigen murni bila hadir pada konsentrasi kurang dari 4 persen.

Namun, keamanan dapat menjadi perhatian dan konsentrasi H2 yang diinginkan harus dipantau dan dipelihara dengan alat yang disetujui dan tersedia secara komersial.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/05/163000565/ramai-soal-pemakaian-botol-untuk-alat-inhalasi-hidrogen-ini-tanggapan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke