Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Hujan" Trending di Twitter, Mengapa Hujan Sering Turun di Musim Kemarau?

Topik “Hujan” pun dibicarakan lebih dari 20 ribu kali. Sejumlah warganet mengatakan bahwa di wilayahnya hujan sedang turun.

“Enak bgt akhirnya hujan,” ujar akun @aiiseeyou.

“Di Bandung hujan, enaknya jajan Grabfood seblak sama martabak,” tulis akun @nrazhtv.

“Semarang hujan,” tulis akun @adibim.

BMKG sendiri melalui akun Twitternya juga sempat mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk sejumlah wilayah.

Penjelasan BMKG

Terkait hal tersebut Kompas.com menghubungi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Saat dihubungi, Senior Forecaster BKMKG Irsal menyampaikan hujan pada musim kemarau biasanya dipicu oleh proses konveksi.

"Pada musim kemarau, hujan biasanya dipicu oleh proses konveksi," ujar Irsal saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/8/2022).

Proses tersebut menurutnya diakibatkan oleh pemanasan Matahari di permukaan bumi.

Hal tersebut kata Irsal, ditandai dengan suhu yang cukup tinggi dan dirasa terik akibat kelembapan udara yang juga cukup tinggi di wilayah Indonesia.

Selain itu Irsal juga mengatakan bahwa hujan jenis konvektif tersebut biasanya terjadi pada siang hingga sore hari yang diawali dengan cuaca cerah pada pagi sampai siang hari.

Sementara, hujan menurutnya juga tetap dapat terjadi pada malam hingga dini hari jika itu akibat adanya gangguan atmosfer, seperti gelombang ekuator, sirkulasi siklonik, maupun konvergensi.

Terkait hujan di sejumlah wilayah ini Irsal menyampaikan, dari pantauan BMKG memang terdapat sejumlah faktor mengapa beberapa hari belakangan terjadi hujan.

Faktor tersebut di antaranya adalah adanya fenomena La Nina kategori lemah yang berpengaruh pada tersedianya uap air di atmosfer Indonesia.

Selain itu menurutnya, hujan yang muncul di musim kemarau saat ini juga akibat adanya fenomena Dipole.

“Fenomena Dipole Mode yang sedang signifikan dan cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia bagian Barat,” ujarnya.

Ia lebih jauh mengatakan bahwa skala regional, terpantau aktifnya gelombang rossby ekuatorial.

Gelombang ini dapat memicu intensifikasi pertumbuhan awan hujan dalam beberapa hari ke depan yakni meliputi area di sekitar Sumatera bagian selatan dan di sebagian besar Jawa.

Penyebab yang lain mengenai hujan di musim kemarau adalah adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Sumatera bagian tengah dan selatan.

Serta terjadi pula di sebagian besar Jawa, Bali, sebagian Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Faktor penyebab hujan pada musim kemarau selanjutnya yakni adanya anomali suhu muka laut.

“Anomali suhu muka laut positif di beberapa wilayah perairan Indonesia yang terpantau cukup tinggi dan dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer,” kata dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/14/070500165/-hujan-trending-di-twitter-mengapa-hujan-sering-turun-di-musim-kemarau-

Terkini Lainnya

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke