Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjalanan Candi Borobudur, Pernah Jadi Sasaran Pengeboman pada 1985

KOMPAS.com - Pembicaraan mengenai Candi Borobudur tengah mengemuka terkait dengan rencana kenaikan tarif naik candi menjadi Rp 750.000.

Kenaikan tarif ini bukan tanpa alasan.

Pemerintah ingin membatasi jumlah pengunjung yang naik candi agar wisatawan tidak membludak, sehingga candi tetap terjaga kelestariannya.

Berdasarkan hasil monitoring dari Balai Konservasi Borobudur terkait pelestarian Candi Borobudur, telah ditemukan beberapa bagian dengan kondisi keausan batu dan kerusakan beberapa bagian relief.

Beban pengunjung yang berlebihan juga dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan kontur tanah Candi Borobudur sehingga akan mengganggu kekokohan bengunannya.

Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi di masa Dinasti Syailendra ini sudah mengalami banyak sekali peristiwa yang mengancam keutuhan dan kelestarian bangunannya.

Mulai dari letusan gunung Merapi hingga pengeboman.

Ledakan bom 1985

Peristiwa pengeboman tersebut terjadi pada 21 Januari 1985 sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.

Harian Kompas, 22 Januari 1985, mengabarkan bahwa rentetan ledakan merusak dua patung Budha dan sembilan stupa di sisi timur pada bagian Arupadhatu Candi Borobudur.

Tercatat ada sembilan ledakan yang terdengar mulai pada pukul 01.30 dan berakhir pada 03.30.

Sebenarnya, ada 11 peledak yang dipasang pada stupa di puncak candi. Namun, para petugas keamanan datang dan berhasil menjinakkan 3 peledak.

Berdasarkan keterangan anggota penjinak bom dari Polda Jawa Tengah, dua peledak yang dapat diamankan sebenarnya akan meledak pada pukul 11.00 dan 14.00.

Hal itu terlihat dari angka penyetel waktu yang terpasang di badan bom.

Oknum perakit bom disebut sangat profesional. Untuk merakit tiga komponen (mesiu, detonator, dan penyetel waktu), hanya butuh waktu sekitar setengah jam saja.

Keterangan warga

Taryono, seorang warga yang tinggal 2 kilometer dari candi mengaku telah mendengar dua ledakan sekitar pukul 02.00.

Namun, ia mengira bahwa ledakan itu berasal dari taruna Akabri yang sedang melakukan latihan.

"Saya kira ledakan biasa. Sebab, wilayah ini memang sering dipakai ajang latihan para taruna Akabri," kata dia.

Dugaan serupa juga disampaikan oleh Kapolsek Mungkid yang berjarak 5 kilometer dari candi.

Menurutnya, ia bahkan sempat bertanya-tanya mengapa pihak Akabri tidak memberitahunya ketika akan mengadakan latihan.

Meski mengalami kerusakan, dua patung Budha dan sembilan stupa berhasil diperbaiki dalam kurun waktu beberapa bulan setelahnya.

Petugas juga berhasil membersihkan sisa-sisa ledakan dengan cepat. Candi Borobudur pun dibuka kembali pada 22 Januari 1985 atau sehari kemudian.

Dua hari setelah ledakan, jumlah kunjungan ke Candi Borobudur justru semakin meningkat, menurut catatan Harian Kompas, 24 Januari 1985.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/09/143000365/perjalanan-candi-borobudur-pernah-jadi-sasaran-pengeboman-pada-1985

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke