Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Hepatitis Akut Misterius Berpotensi Jadi Wabah? Ini Kata Kemenkes

KOMPAS.com - Belum selesai dengan pandemi Covid-19, penyakit hepatitis akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia diduga akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.

Sementara itu, hingga 1 Mei 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 228 laporan kasus hepatitis akut misterius dari 20 negara.

Namun, apakah hepatitis akut berpotensi menjadi wabah seperti halnya virus corona?

Hepatitis akut tidak akan jadi wabah

Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan penyakit hepatitis akut misterius tidak akan menjadi wabah.

"Ndak ya sepertinya. Ini sifatnya baru kewaspadaan," ujar dia, singkat, saat dihubungi Kompas.com dikutip Sabtu (7/5/2022).

Lebih lanjut, Nadia melalui laman Kemenkes mengatakan, pihaknya dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan investigasi kontak untuk mengetahui faktor risiko terhadap tiga kasus hepatitis akut pada anak.

Berdasarkan hasil investigasi kontak terhadap tiga kasus anak yang meninggal dunia tersebut, ketiganya datang ke fasilitas kesehatan pada kondisi stadium lanjut.

"Sehingga, hanya memberikan sedikit waktu bagi tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan pertolongan," papar Nadia.

Masuk kriteria pending klasifikasi

Pada ketiga kasus ini, anak berusia 2 tahun sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis, anak usia 8 mendapatkan vaksinasi Covid-19 satu kali dan vaksin hepatitis lengkap, serta anak usia 11 tahun telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan hepatitis lengkap.

Nadia mengatakan, ketiganya negatif Covid-19, dan berdasarkan hasil investigasi juga didapati bahwa satu kasus memiliki penyakit penyerta.

"Sampai saat ini, ketiga kasus ini belum bisa kita golongkan sebagai penyakit hepatitis akut dengan gejala berat tadi, tetapi masuk pada kriteria pending klasifikasi karena masih ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan terutama pemeriksaan adenovirus dan pemeriksaan Hepatitis E yang membutuhkan waktu antara 10 sampai 14 hari ke depan," ucap Nadia.

Selain itu, tambah Nadia, tidak ditemukan riwayat hepatitis dari anggota keluarga lain dari ketiga anak tersebut.

Pun tidak ditemukan anggota keluarga lain yang memiliki gejala sama. Keluhan utama yang disampaikan dari saluran cerna, mengalami keluhan mual, muntah, dan diare hebat.

Pencegahan hepatitis akut

Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FK UI), Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV, dan lainnya.

Sebagaimana dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan.

Untuk mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernapasan, bisa dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Kemudian, orangtua disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan pastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi telah matang.

Selanjutnya, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis akut adalah pemahaman orangtua terhadap gejala awal penyakit hepatitis akut.

Gejala awal hepatitis akut

Hanifah pun menyebutkan gejala awal penyakit hepatitis akut, antara lain:

  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Terkadang disertai demam ringan.

Selanjutnya, gejala akan semakin berat, seperti:

Penanganan hepatitis akut

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orangtua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Ditegaskan agar tidak menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran.

Sebab, kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat.

Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orangtua, tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/07/133000065/apakah-hepatitis-akut-misterius-berpotensi-jadi-wabah-ini-kata-kemenkes

Terkini Lainnya

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke