Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Muncul Bayangan Berbentuk Mirip Cacing atau Pita di Mata, Apa Itu?

KOMPAS.com - Ramai di media sosial, unggahan warganet yang melihat bayangan menyerupai cacing atau pita di mata.

"Pas lg fokus suka ad yang gerak kek bayangan-bayangan di area burem di pinggir mata (aelah bhasanya) tp pas diliatin malah gda," tulis akun Twitter ini.

"Mau ngumpulin orang-orang yang pernah lihat bayangan kaya cacing. Di sini ada???" tulis akun lainnya.

Dalam twit tersebut, penggunggah juga menambahkan video memperlihatkan bayangan samar yang menyerupai cacing.

"Emang apaan ini? wkwk," tulis warganet yang penasaran dengan kondisi tersebut. 

"Iya adaa jelasin dong penjelasannya inituh apaa," tulis warganet lainnya.

Berikut penjelasan dari dokter spesialis mata:

Penjelasan dokter

Dokter spesialis mata bidang retina Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dr. Grimaldi Ihsan menjelaskan terkait kondisi tersebut.

Ia menyampaikan bahwa kejadian terlihatnya bayangan samar berbentuk menyerupai cacing atau pita disebut floaters.

"Itu namanya floaters akibat kekeruhan gel di dalam bola mata yang disebut vitreus," ujar dr. Grimaldi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/6/2021).

Grimaldi menjelaskan, floaters adalah titik atau bintik dalam penglihatan seseorang seolah-olah bintik tersebut melayang ketika orang itu mencoba untuk melihat langsung ke arahnya.

Bintik atau noda itu terdiri dari vitreus mata, dan umumnya kondisi ini benar-bonar normal terjadi.

Vitreus adalah zat bening seperti gel yang mengisi sebagian besar mata.

Floaters juga bukanlah kondisi yang berbahaya. Ukuran floaters dapat bervariasi, mulai dari bintik berwarna hitam atau abu-abu, hingga seperti jaring laba-laba.

Penyebab Floaters

Grimaldi mengatakan, bahwa 80 persen floaters berhubungan dengan faktor usia.

Namun, ada juga 20 persen penyebab lain yang bisa diakibatkan oleh perdarahan, infeksi, dan robekan saraf mata (retina).

"Biasanya mulai muncul di usia 50 tahun ke atas, tapi pada orang-orang tertentu bisa terjadi lebih cepat," kata dia.

Selain itu, floaters dapat muncul akibat dari peradangan di bagian belakang mata (Uveitis posterior), perdarahan pada mata, robekan pada mata, dan operasi/prosedur pada mata.

Proses terjadinya Floaters

Grimaldi menambahkan, kondisi ini terjadi ketika tubuh vitreus mulai menyusut.

Saat menyusut, serat-serat kecil dapat terlepas dan menjadi berserabut. Inilah yang oleh dokter disebut detasemen vitreus.

Detasemen ini menyebabkan massa vitreus berserabut yang dapat mengganggu cahaya yang masuk ke retina.

Hal ini memberikan bayangan kecil ke mata, yang membuat floaters terlihat.

Menurut Grimaldi, setiap orang bisa mendapatkan floaters di beberapa titik, meskipun kebanyakan orang mengabaikannya.

"Banyak yang mungkin hanya memperhatikan mereka ketika mereka melihat permukaan atau area yang kosong dan cerah seperti langit," kata Grimaldi.

"Ya seperti kalau lihat debu di dalam ruangan, lebih terlihat kalau di dekat jendela yang terang," lanjut dia.

Gejala Floaters

Dikutip dari Kompas.com, (24/10/2021), adanya floaters bisa diketahui dari sejumlah tanda-tanda atau gejalanya, seperti:

Pencegahan Floaters

Sebagai informasi, munculnya floaters juga bagian dari penuaan dan tidak dapat dicegah.

Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi kondisi yang dapat memicu floaters, seperti:

  1. Gunakan pelindung mata saat bekerja dengan alat berat atau pekerjaan yang melibatkan percikan listrik, misalnya las listrik.
  2. Gunakan pelindung mata saat melakukan olahraga tertentu, untuk mencegah cedera pada mata.
  3. Lakukan kontrol gula darah secara berkala untuk mencegah perdarahan vitreous karena retinopati diabetik.

(Sumber: Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Annisyah Dewi N. | Editor: Sari Hardiyanto, Resa Eka Ayu Sartika)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/24/203000365/muncul-bayangan-berbentuk-mirip-cacing-atau-pita-di-mata-apa-itu-

Terkini Lainnya

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

7 Sarapan Sehat untuk Usia 50 Tahun, Diyakini Bikin Panjang Umur

Tren
5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

5 Update Kasus Pembunuhan Vina, Bareskrim Turun Tangan dan Dugaan Kejanggalan BAP

Tren
Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Pelaku Penyelundupan Orang Bermodus Iklan Lowker via TikTok Ditangkap di Surabaya, Ini Kronologinya

Tren
Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Apa yang Akan Terjadi Saat Berjalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Selama Sebulan?

Tren
3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

3 Manfaat Mengonsumsi Madu dan Teh Hijau, Baik bagi Penderita Diabetes

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 18-19 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan Lebat 17-18 Mei 2024 | Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Kondisi Geografis Mahakam Ulu, Tetangga IKN yang Dikepung Sungai dan Kini Darurat Banjir

Tren
Pesona Air Terjun

Pesona Air Terjun

Tren
Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Tren
Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Ribka Sugiarto Mundur dari Pelatnas, Kekasih Ungkap Alasannya

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Tren
Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Ada Aturan Baru KRIS, Apakah Perawatan ICU Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Jemaah Tolong Jemaah, Kisah Manis Persaudaraan di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke