Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Ibu Buang Bayi ke Sumur akibat Dirundung, Ini Respons AIMI

KOMPAS.com - Seorang ibu berinisial FN nekat melempar bayinya yang baru berusia 1 bulan ke dalam sumur pada 23 Maret 2022.

Aksi nekat ini diketahui akibat pelaku dirundung oleh lingkungan sekitarnya, karena tidak bisa memberikan air susu ibu (ASI) kepada anak kandungnya tersebut.

Peristiwa ini terjadi di Jember, Jawa Timur, sebagaimana dikutip Kompas.com, Senin (28/3/2022).

FN, ibu yang membuang bayinya berusia satu bulan di Jember, Jawa Timur, pada Rabu (23/3/2022), ditetapkan polisi sebagai tersangka.

"Ibu dari bayi itu sudah kami tetapkan sebagai tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Arya Wiguna, Minggu (27/3/2022).

Komang mengatakan, dari hasil pemeriksaan, pelaku nekat membuang bayinya karena sering di-bully, karena anaknya tidak disusui menggunakan air susu ibu (ASI), melainkan memakai susu formula.

“Tersangka FN mengaku sering di-bully, dianggap wanita kurang sempurna karena bayinya tidak diberi ASI," ungkapnya.

Tanggapan AIMI

Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Pusat Nia Umar mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan kejadian ini.

"Sangat menyayangkan kejadian ini ya. Ini menunjukkan ibu ini berada di lingkungan yang tidak positif dan memberikan dukungan tepat," kata Nia kepada Kompas.com, Selasa (29/3/2022).

Dukungan tepat atau positif yang dia maksud adalah tidak menyalahkan kondisi ibu terlepas dari beragam ketidakmampuannya dalam memberikan ASI bagi buah hati.

Bukan menyalahkan, lingkungan sekitar semestinya mencoba memahami apa yang dirasakan ibu dan berempati terhadap kondisinya.

Selain itu, mereka juga semestinya tidak menghakimi ibu yang banyak mengerjakan pekerjaan rumah maupun merawat anaknya yang lain (jika memiliki anak lebih dari satu).

"Kondisi psikis ibu baru melahirkan itu secara hormonal saja sudah naik turun, ya. Perubahan kebiasaan hari-hari juga mengagetkan. Belum lagi tuntutan sosial yang beragam. Jadi orang-orang yang ada di sekitar ibu dan anak penting untuk suportif," jelas Nia yang juga seorang konselor menyusui.

Sayangnya, tak jarang orang-orang di sekitar ibu yang baru melahirkan justru menunjukkan sikap yang kurang mendukung.

"Ini menjadi beban luar biasa. Ditambah kondisi psikis ibu sedang naik turun. Jadi memang kompleks, ya," ujar Nia.

Carilah pertolongan

Jika ada seorang ibu yang mengalami hal serupa, sebaiknya secaraproaktif segera mengakses bantuan dengan mendatangi profesional.

Misalnya kepada konselor menyusui, psikolog, dan sebagainya.

"Kalau merasa kesulitan yang dihadapi ibu berat sekali, jangan lama-lama dan segan cari bantuan profesional, baik dalam bantuan menyusui, atau bantuan psikis," sebut Nia.

Tak hanya diri sang ibu, orang-orang yang ada di sekitarnya juga dituntut untuk peduli dan peka jika mendapati ibu menyusui yang stres atau memiliki masalah yang berat terkait perannya.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/29/184500765/kasus-ibu-buang-bayi-ke-sumur-akibat-dirundung-ini-respons-aimi

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke