Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jerman Peringatkan Pengguna Antivirus Rusia Kaspersky, Ini Alasannya

KOMPAS.com - Badan keamanan siber Jerman memberikan peringatan kepada pengguna antivirus perangkat lunak Kaspersky pada Selasa (15/3/2022).

Seperti diketahui, Kaspersky merupakan salah satu situs vendor sekuriti terbaik untuk perangkat lunak (software).

Dikutip dari Reuters, Selasa (15/3/2022), disebutkan bahwa antivirus yang dikembangkan oleh Kaspersky Lab yang berbasis di Moskow, Rusia, itu menimbulkan risiko serius dari serangan peretasan situs.

Kantor Federal untuk Keamanan Informasi (BSI) mengatakan, mereka menduga perusahaan keamanan siber yang berbasis di Rusia dapat dipaksa oleh agen pemerintah Rusia untuk meretas sistem TI di luar negeri atau agen dapat secara sembunyi-sembunyi menggunakan teknologinya untuk meluncurkan serangan siber tanpa sepengetahuannya.

"Produsen IT Rusia dapat melakukan operasi ofensif sendiri, dipaksa melawan keinginannya untuk menyerang sistem target, atau dimata-matai sebagai korban operasi cyber tanpa sepengetahuannya atau sebagai alat untuk menyerang pelanggannya sendiri," bunyi peringatan tersebut.

Sebagaimana diberitakan BBC, Rabu (15/3/2022), BSI tidak menuduh adanya permasalahan saat ini dengan produk Kaspersky.

Namun, BSI mengatakan konflik di Ukraina dan ancaman Rusia terhadap Uni Eropa, NATO dan Jerman membawa serta risiko serangan siber.

BSI merekomendasikan produk antivirus Kaspersky diganti dengan alternatif lain.

Tanggapan Kaspersky

Terkait hal itu, pihak Kaspersky menyampaikan bahwa itu adalah perusahaan yang dikelola swasta tanpa hubungan dengan pemerintah Rusia.

Dikatakan bahwa peringatan oleh BSI bermotif politik. Kaspersky menambahkan bahwa pihaknya telah menghubungi BSI untuk mengklarifikasi masalah tersebut.

Infrastruktur pemrosesan datanya telah dipindahkan ke Swiss pada 2018.

Dan keamanan dan integritas layanan data dan praktik rekayasa Kaspersky telah dikonfirmasi oleh penilaian pihak ketiga yang independen.

"Kami percaya bahwa dialog damai adalah satu-satunya instrumen yang mungkin untuk menyelesaikan konflik," ujar Chief Executive Officer Kaspersky Lab, Eugene Kaspersky.

"Perang tidak baik untuk siapa pun," lanjut dia.

Peringatan BSI datang saat invasi Rusia ke Ukraina meningkat dengan penembakan tentara Rusia di ibu kota Ukraina.

BSI mengatakan bahwa perusahaan Jerman serta lembaga pemerintah yang mengelola infrastruktur penting sangat berisiko terhadap serangan peretasan.

Kaspersky sempat dilarang AS

Pada 2017, Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang yang melarang penggunaan perangkat lunak Kaspersky di dalam pemerintahan Amerika Serikat.

Dikutip dari Kompas.com, (14/9/2017), Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS melarang penggunaan software Kaspersky oleh badan-badan federal dan pemerintah AS.

Alasannya, muncul kecurigaan bahwa software Kaspersky bisa dipakai oleh Rusia untuk memata-matai kegiatan pemerintah AS.

Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS juga mengarahkan semua badan federal dan pemerintah untuk mengidentifikasi produk Kaspersky yang dipakai di institusi masing-masing.

Mereka diberikan waktu 30 hari untuk melakukan hal tersebut.

Setelahnya, dalam tempo 60 hari, badan federal dan pemerintah AS mesti menghapus semua software Kaspersky yang digunakan.

Pada Juni 2017, militer AS sudah lebih dulu dilarang menggunakan produk Kaspersky.

"Pemerintah Rusia, entah bertindak sendiri atau bekerja sama dengan Kaspersky, bisa memanfaatkan akses Kaspersky untuk menjangkau sistem informasi federal sehingga berdampak pada keamanan nasional," ujar Department of Homeland Security.

Pada tahun yang sama, Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris mengumumkan akan menulis surat ke semua departemen pemerintah.

Tujuannya yakni memperingatkan agar tidak menggunakan produk Kaspersky untuk sistem yang terkait dengan keamanan nasional.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/18/163000565/jerman-peringatkan-pengguna-antivirus-rusia-kaspersky-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke