Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Penanganan Serbuan Semut pada Tanaman Cabai

KOMPAS.com – Cabai adalah salah satu jenis sayuran yang bisa dijadikan pilihan untuk ditanam di halaman rumah.

Selain mudah menumbuhkannya, tanaman cabai juga mudah perawatannya.

Sayangnya, tanaman cabai seringkali diganggu oleh adanya hama-hama tanaman yang menyerangnya.

Salah satu hama tanaman yang muncul ketika seseorang menanam cabai, adalah adanya kemunculan semut.

Kedatangan semut-semut ini dapat mengganggu kesehatan tanaman cabai, sehingga diperlukan cara-cara khusus untuk mengatasinya.

Dampak semut pada tanaman cabai

Mengutip buku Sukses Budidaya Tumpang Sari Cabai & Tomat Praktis & Menguntungkan, kedatangan semut pada cabai bisa muncul saat tanaman masih berupa bibit di persemaian.

Ketika masih bibit, semut dapat merusak bibit dengan memakan bagian-bagian tanaman sampai bibit tak bisa ditanam lagi.

Adapun pada tanaman dewasa, kehadiran semut ini biasanya diakibatkan oleh hadirnya kutu daun ataupun kutu putih.

Mengutip buku Menghasilkan Cabai Keriting Kualitas Premium, kutu daun dapat menghasilkan cairan manis seperti madu.

Cairan tersebut sering disebut dengan embun madu.

Embun madu inilah yang kemudian menarik datangnya semut yang juga sekaligus mengundang cendawan jelaga.

Di saat bersamaan, kehadiran semut ini kemudian ikut berperan pula menjadi media penyebaran kutu daun dan embun jelaga.

Pada akhirnya, kehadiran hama-hama ini dapat menyebabkan daun menggulung atau keriting hingga menurunkan kualitas panen.

Cara penanganan serbuan semut pada tanaman cabai

Saat semut menyerang tanaman cabai yang masih dalam tahap persemaian, maka pengendalian dapat dilakukan dengan menaburkan isektisida Furadan 3G yang berbahan aktif karbofuran ke media persemaian.

Adapun pada tanaman dewasa, menghilangkan semut sebaiknya harus disertai dengan menghilangkan kutu daun maupun kutu putih yang ada.

Salah satu caranya adalah dengan membasmi menggunakan insektisida dan akarisida untuk pengendalian hama tersebut.

Penggunaan insektisida maupun pestisida harus dilakukan dengan memperhatikan siklus hidup kutu daun yang biasanya memerlukan waktu enam hari untuk menjadi dewasa dan beranak.

Sehingga selang penyemprotan bisa dilakukan setiap tujuh hari sekali.

Akan tetapi jika serangan mengganas, selang waktu penyemprotan bisa dilakukan kurang dari tujuh hari.

Sementara itu, melansir dari IndianaExpress, Anda mungkin dapat membuat penyemprot untuk mengusir semut dengan cara memanfaatkan bahan berikut:

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/14/103000565/cara-penanganan-serbuan-semut-pada-tanaman-cabai

Terkini Lainnya

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke