Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Badai di Kuba Tewaskan Lebih dari 3.000 Nyawa

KOMPAS.com - Hari ini 89 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 9 November 1932, negara Kuba yang terdapat di Amerika Tengah dihantam badai dahsyat.

Badai tropis itu sesungguhnya telah terjadi akhir Oktober hingga pertengahan November 1932, namun pada tanggal 8-9 itulah puncak dari badai berskala 5 itu terjadi.

Akibat yang ditimbulkan dari badai yang menghantam daratan Kuba juga Pulau Cayman di sisi barat, adalah angin dengan kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam.

Tak sendiri, angin ini juga kemudian dibarengi dengan hujan lebat, gelombang laut setinggi 15 meter dan gelombang badai hingga mencapai 6 meter.

Mengutip Cayman Compass (9/11/2012), lebih dari 3.000 orang dilaporkan tewas dalam bencana ini.

Sebagian besar korban tewas ditemukan di kota pesisir Santa Cruz Del Sur yang dihantam gelombang badai 6 meter.

Semula, badai ini diklasifikasikan sebagai badai yang ada di kategori 4, namun pada 2012, Pusat Badai Nasional yang ada di Miami memperbaruinya menjadi kategori 5.

Dengan perubahan itu, badai yang kemudian dikenal sebagai Badai Kuba 1932 ini menjadi yang paling besar dan dahsyat terjadi di kawasan Atlantik, khususnya untuk badai di bulan November.

Dalam buku berjudul "The Sea of Bitter Beauty", Elsa M. Tibbetts menceritakan pengalamannya melalui badai mematikan itu.

"Pada tanggal 8 November, badai lebih sering datang dari arah tenggara yang menyebabkan gelombang menerjang pantai. Malam itu, sekitar pukul 21.00, angin kencang dan hujan deras semakin meningkat. Tekanan udara dengan cepat jatuh," kata dia.

“Awan gelap tebal menyelimuti Pulau. Cuaca seperti ini belum pernah dialami sebelumnya di Pulau,” lanjut Elsa.

Saksi mata lain adalah Alva Kirkwood.

Ia menyebut hujan yang turun disertai es dan pohon-pohon tumbang.

"Kami tidak memiliki listrik dan angin kencang terus meniup lampu minyak tanah kami, sehingga kami ada dalam suasana yang gelap total," ungkap Alva.

Rumah-rumah warga turut hancur diterjang badai, orang-orang pun terpaksa mencari tempat berlindung terdekat untuk terhindar dari amukan badai.

Salah satu tempat yang banyak dituju oleh warga ketika itu adalah goa.

Banyak dari mereka yang merasa kedinginan, lemah, dan ketakutan.

Betapa tidak, rumah sebagai tempat berlindung justru hancur, listrik padam, dan badai masih terus terjadi.

Sesungguhnya badai ini tidak hanya dirasakan oleh mereka yang ada di Kuba dan Pulau Cayman, tapi juga wilayah lain, namun dengan intensitas dan dampak yang lebih ringan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/09/113100365/hari-ini-dalam-sejarah--badai-di-kuba-tewaskan-lebih-dari-3.000-nyawa

Terkini Lainnya

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke